Rabu 14 Sep 2016 09:27 WIB

Ini Jawaban Iran Soal Tuduhan Ibadah Haji di Karbala

Ilustrasi Saudi vs Iran.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Saudi vs Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pertikaian antara Arab Saudi dan Iran kembali memanas dalam beberapa waktu terakhir. Keduanya saling perang kata-kata, khususnya terkait dengan isu haji.  Media Iran, IRNA mengklaim, Mufti dan pejabat Kerajaan Saudi telah memfitnah dengan menyebarkan fatwa palsu Ayatollah Ali Khemenei.  

Fatwa tersebut mengenai ritual haji yang seharusnya dilakukan di kota Karbala Irak, bukan Makkah Arab Saudi. Kabar bohong itu, tulis IRNA, disampaikan oleh media pro-Saudi.

"Fatwa itu tidak pernah dikeluarkan oleh pemimpin (Khamenei) dan itu tidak benar, palsu, dan memfitnah. Haji adalah ritual Islam yang harus dilakukan hanya di Makkah," ujar Interest Section Iran di Mesir dalam sebuah pernyataan tertulis.

Pernyataan tersebut sekaligus reaksi atas penyataan ulama Universitas al-Azhar yang mengatakan jamaah haji Iran dilarang pergi ke Makkah karena adanya konflik antara Teheran dan Riyadh. Sebagai gantinya, Makkah digantikan oleh Karbala.

Iran menilai, pemerintah Arab Saudi telah memberikan pelayanan buruk bagi jamaah mereka, terutama wanita. Iran tidak menerima perlakuan tersebut, termasuk ketika jamaahnya diminta menggunakan gelang elektronik mulai dari kedatangan hingga akhir ritual haji, karena dicurigai sebagai mata-mata Zionis.

Saudi menyatakan, Iran telah mempolitisasi masalah haji. Menurut Saudi, jamaah asal Iran tetap diperbolehkan untuk mengikuti ibadah haji di Saudi dengan baik. 

Belum lama ini, Pangeran Putra Mahkota Saudi menjawab kritik pedas yang disampaikan oleh Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Khamenei menyebut, Saudi gagal mengatur pelaksanaan ibadah haji sehingga menyebabkan banyak korban jatuh tewas pada insiden tahun lalu.

Baca juga, Perang Kata-Kata Berlanjut, Grand Mufti Saudi: Pemimpin Iran Bukan Muslim.

Dalam keterangan yang dikeluarkan kantor berita Saudi, SPA, Mohamad bin Nayef, menyebut kritik Pemimpin Iran itu tak objektif dan tidak memiliki kredibilitas.

Ia pun mengingatkan Khamenei, Saudi sebelumnya telah memberikan akomodasi serta fasilitas seperti jamaah lain. Namun, Nayef menilai Iran justru telah membahayakan keamanan ibadah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement