Sabtu 17 Sep 2016 19:35 WIB

Tambah Kuota Haji Infrastruktur Perlu Dibenahi

Mina
Mina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut penambahan kuota jamaah haji, seiring selesainya perluasan Masjidil Haram, dapat membahayakan keselamatan jamaah jika tidak disertai dengan peningkatan fasilitas layanan, terutama di Mina.

"Penambahan kuota itu betul bagi kita akan memperpendek antrean tapi sebetulnya ini akan menjadi ancaman tersendiri karena kalau Mina tidak dibenahi dari sekarang,... justru penambahan kuota menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan jamaah," kata Menag di Jeddah, Arab Saudi, Jumat waktu setempat, menjelang kepulangannya ke Tanah Air.

Menag menilai kondisi Mina saat ini sudah tidak memadai untuk kenyamanan jamaah walaupun kuota setiap negara telah dikurangi 20 persen. Ia terutama menyoroti tentang tenda dan jumlah toilet yang tidak memadai serta pengaturan arus keluar masuk jamaah menuju dan meninggalkan Mina.

"Misalnya tenda-tendanya tidak ditingkat, fasilitas pelayanannya, keberadaan toilet kamar mandi tidak ditambah, lalu juga jalan-jalan ke arah sana tidak ditata lebih ketat lebih baik. Anda bisa bayangkan sekarang yang masing-masing negara dikurangi 20 persen saja kondisi Mina sudah seperti itu," katanya.

Mina merupakan salah satu titik rawan bagi jamaah merujuk pada sejumlah insiden berdesak-desakan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Insiden terakhir terjadi tahun 2015 saat jamaah dari berbagai bangsa berdesak-desakan di jalur 204 Mina saat akan melakukan lontar jumroh. Lebih dari 100 jamaah haji Indonesia menjadi korban dalam peristiwa itu.

"Oleh karena itu kita tidak bisa sepihak melihatnya, tambah kuota tanpa infrastrukturnya dibenahi, karena alih-alih mendapatkan manfaat nanti yang didapat justru mudarat (tidak menguntungkan, red) yang tidak kita kehendaki. Jadi ini juga harus dilihat secara menyeluruh," katanya seraya menyebut salah satu yang paling mendesak ditingkatkan di Mina adalah jumlah toilet.

Pengamatan di lapangan, antrean toilet di Mina, hampir tidak pernah pendek. Setiap waktu sedikitnya ada sekitar 10 orang yang mengantre untuk menggunakan toilet. Antrean yang tidak pernah berhenti mengakibatkan kondisi toilet jauh dari memenuhi standar kebersihan. Padahal jamaah akan tinggal di Mina selama dua atau tiga hari.

Namun, Menag menyadari peningkatan fasilitas di Mina bukan merupakan keputusan Pemerintah Indonesia. "Ini sepenuhnya adalah Pemerintah Saudi Arabia jadi ini tantangan bagi kita untuk bisa meyakinkan pemerintah Saudi Arabia," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement