REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ruang lobi hotel Jauharat Al Adham yang sempit itu semakin terasa menyempit Jumat (16/8) malam. Ruang lobi dari hotel yang terletak di wilayah Misfalah dengan jarak sekitar 1,2 kilometer dari Masjidil Haram itu penuh oleh tas-tas tentengan jamaah.
Beberapa jamaah menyebar di tiap sudut ruang lobi hotel. Ada yang sekadar duduk-duduk di sofa sambil merenungkan sesuatu. Ada juga yang sibuk memain-mainkan si telepon pintar.
Ada yang pulas tertidur di sofa panjang berwarna cokelat. Kepalanya menyandar di bantalan sofa, sementara kakinya menekuk karena ada jamaah lainnya yang juga tidur dengan posisi duduk selonjoran.
Suasana di teras pintu masuk hotel pun demikian. Beberapa jamaah hanya duduk-duduk di anak tangga sambil memandangi jalan raya depan hotel yang dilalui satu dua kendaraan. Lainnya duduk sambil saling berbincang. Ada juga yang menggelar kardus, tertidur di udara terbuka di luar hotel.
Mereka adalah jamaah dari kloter 01 embarkasi Banjarmasin (BDJ). Jamaah kloter BDJ-01 yang berjumlah 300 orang itu menjadi kloter pertama yang akan meninggalkan Tanah Suci menuju ke Tanah Air.
Malam itu menunjukkan pukul 24.00 waktu Saudi. Udara Makkah malam itu tidak seperti biasanya yang biasanya sedikit gerah. Mereka sudah menunggu di lobi sejak jam 22.00 WAS.
Ada juga yang menunggu di kamar hotelnya masing-masing. ‘’Kami sudah nunggu sejaman lebih, tapi busnya belum juga datang,’’ kata Jumatan yang sudah empat kali ke Tanah Suci. Dua kali umrah dan dua kali haji.