Selasa 20 Sep 2016 19:54 WIB

Lika-liku Mendaki Jabal Nur

Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, dipadati ratusan jamaah haji yang berziarah ke lokasi pertama kalinya wahyu turun kepada Nabi Muhammad.
Foto: Republika/ Amin Madani
Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, dipadati ratusan jamaah haji yang berziarah ke lokasi pertama kalinya wahyu turun kepada Nabi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohamad Amin Madani dari Tanah Suci

MAKKAH -- Jamaah haji maupun jamaah umrah selalu menyempatkan diri untuk berziarah mengunjungi Jabal Nur yang memiliki sejarah penting dalam masa awal sejarah agama Islam. Di Jabal Nur terdapat gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah  SWT, yakni lima ayat pertama dari Surah Al-Alaq.

Pada masa sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Muhammad sudah terbiasa mengasingkan diri atau uzlah dari kaumnya yang Jahiliyah di Gua Hira. Jabal Nur berjarak sekitar empat kilometer dari Masjidil Haram, memiliki ketinggian yang mencapai 640 meter dengan bebatuan yang curam dan cukup terjal.

Ahad (18/9), saya bersama tiga rekan peliput dari tim Media Center Haji (MCH), berkesempatan berkunjung ke Jabal Nur, dan mendaki gunung untuk mencapai gua Hira. Kami tiba di Jabal Nur pagi hari sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi.

Cuaca saat itu tidak terlalu panas meskipun posisi matahari sudah cukup tinggi. Sebelum mencapai kaki gunung, kami harus berjalan menyusuri jalan yang mendaki dengan sejumlah toko dan rumah tinggal di samping kiri dan kanan.

Setelah berjalan kaki sekitar 200 meter dari lokasi parkir kendaraan, kami mencapai kaki Jabal Nur untuk memulai pendakian. Saat melihat ke arah puncak gunung, tempat gua Hira berada, saya merasa ragu. Apakah saya mampu mendaki selama sekitar satu jam melewati tangga-tangga batu dengan lembah dan jurang yang cukup curam di kanan kirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement