Rabu 26 Oct 2016 16:02 WIB

Dinkes: Belum Ada Jamaah Haji Terindikasi Bawa Penyakit

Warga Arab Saudi mengenakan masker untuk mencegah terjangkit penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) di Makkah. (Ilustrasi)
Foto: ap
Warga Arab Saudi mengenakan masker untuk mencegah terjangkit penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) di Makkah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jamaah haji Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah kembali ke Tanah Air, pulang dalam kondisi sehat. Bahkan, hingga saat ini, belum dilaporkan adanya jamaah haji yang terindikasi membawa penyakit dari luar negeri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan jamaah haji terindikasi mengidap penyakit bawaan dari luar negeri. "Setelah tiba di kampung halaman, beberapa jamaah haji ada yang datang ke puskesmas tetapi mereka hanya batuk, flu dan demam biasa, tidak ada yang mengarah ke penyakit bawaan dari luar negeri," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (26/10).

Salah satu penyakit bawaan dari negara di Timur Tengah yang dikhawatirkan adalah virus MERS. Apalagi, selama di Tanah Suci, jamaah berinteraksi dengan banyak orang dan dari berbagai negara."Karena itulah, kita harus tetap antisipasi meskipun selama ini belum pernah ditemukan adanya penyakit bawaan jamaah dari luar negeri," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya, berharap kasus tersebut tidak akan pernah ditemukan, dan tetap meminta jamaah haji agar segera datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala sesak. "Salah satu ciri virus MERS adalah penderita mengalami sesak nafas, selain demam," sebutnya.

Menurutnya, Dinkes Kota Mataram akan terus memantau kesehatan jamaah haji pasca-kepulangan hingga enam bulan ke depan. "Tugas kita terhadap jamaah haji setiap tahun tidak hanya melakukan pemeriksaan sebelum berangkat, tapi sampai dengan enam bulan ke depan, setelah kepulangan kami harus rutin memonitor kondisi kesehatan mereka," katanya.

Usman mengatakan, pemantauan kesehatan jamaah haji pasca-kepulangan ini sudah menjadi ketentuan dari Kementerian Kesehatan. Dalam pemantauan, katanya, setiap jamaah memiliki kartu kewaspadaan kesehatan jamaah haji (K3JH), yang berisi biodata dan riwayat kesehatan jamaah termasuk nomor kontak.

"Berdasarkan itu, petugas kami di puskesmas akan menghubungi jamaah haji yang sudah tiba di kampung halaman untuk menanyakan kondisi kesehatan jamaah," katanya.

Jumlah jamaah haji asal Kota Mataram musim haji 2016 ini tercatat sebanyak 544 orang, dua orang meninggal di Tanah Suci, dengan jadwal kepulangan terakhir pada Sabtu (15/10).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement