REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi iklim di Makkah dan Madinah tentu saja sangat berbeda dengan kondisi iklim dan cuaca yang ada di Tanah Air. Hal itulah yang sering membuat jamaah haji dan umrah asal Indonesia mengalami gangguan kesehatan ketika menjalankan ibadah umrah maupun haji.
Suhu di kota Makkah sangat panas di musim panas dang sangat dingin di musim dingin. Musim dingin biasanya terjadi dari bulan September sampai bulan Maret, dengan suhu sekitar 10 derajat celcius. Sedangkan ketika musim panas, suhu bisa melebihi 48 derajat celcius.
Jadi, sangat penting bagi para jamaah haji maupun umrah umtuk mengetahui tips menghadapi cuaca panas di Makkah dan Madinah. Sebelum berangkat, jamaah diharapkan untuk mempersiapkan diri dengan melakukan pola hidup bersih, yaitu mengkonsumsi makanan bergizi dan olah raga.
Hal itu agar daya tahan tubuh jamaah dapat terjaga. Jika jamaah memiliki penyakit kronis yang sudah lama, maka periksakan diri dan makan obat sesuai anjuran petugas kesehatan. Ketika di Tanah Suci, jamaah wajib untuk banyak meminum air putih atau air Zamzam. Itu untuk menghindari diri dari dehidrasi, minimal minum satu gelas setiap satu jam sekali. Perbanyaklah konsumsi buah-buahan yang sring dijumpai, baik di Makkah maupun di Madinah.
Para jamaah juga bisa menggunakan payung untuk melindung dari panas yang berlebihan. Bawalah beberapa perlengkapan, seperti handuk kecil, semprotan air, dan kaca mata. Para jamaah bisa menggunakan kaca mata untuk menghindari mata yang perih akibat panas matahari. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan selalu berdoa agar Allah SWT memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah.