IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, telah melakukan perjalanan umrah selama 10 hari pekan lalu. Menurut Pria yang akrab disapa Emil, ia memutuskan untuk mengambil cuti dari kesibukannya sebagai Wali Kota Bandung. Karena, setiap hari, Ia disibukkan dengan 12 agenda. Dalam setahun, ada sekitar 500 audensi dan 1.000 keputusan yang ambil.
"Secara psikis itu melelahkan dan butuh recharge," ujar Emil kepada Republika.co.id, Sabtu (8/4).
Emil mengaku, banyak hikmah yang didapat oleh dirinya. Salah satunya, saat sedang tawaf, Ia merenung kondisi tersebut merupakan refleksi dari kehidupan. Keadaan saat tawaf, sama persis saat dirinya memimpin Kota Bandung.
Dia mencontohkan sambil berjalan saat tawaf, ada orang yang menyenggolnya, menyikutnya kanan dan kiri. Saat shalat di Masjidil Haram, ada yang melangkahi dan ada yang menyenggol kepalanya. Itu, sama kondisinya, saat Ia bekerja menjadi Wali Kota Bandung.
"Aya weh anu sukat sikut (ada aja yang menyikut,red) tapi hikmahnya jangan ngambek. Walaupun shalat ada yang langkahin, jedak-jeduk juga," katanya.
Menurut Emil, dalam perjalanan umrahnya tahun ini pun, Ia merasakan pengalaman yang berbeda. Karena, selama melaksanakan ibadah, Ia terngiang-ngiang Surat Al imran ayat 26 yang selalu muncul dalam pikirannya. Surat itu berisi, "Katakanlah (Muhammad), ' Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan pada siapa pun yang Engkau hendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkang kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sunggung, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu".
Artinya, namanya jabatan kekuasaan itu takdir Allah kapan diberikan dan diambil. Surat Al Imran itu, mengajarkan tak selalu kekuasaan itu sesuai dengan hitungan matematika. Atau sesuai dengan hitungan kita sebagai manusia. "Pulang umrah, bab ikhlas saya lulus. Jadi nggak ambisius," katanya.
Pengalaman lain yang dialami saat umrah, kata dia, dua tahun terakhir ini banyak jamaah umrah di tanah suci yang meminta selfi dengan dirinya. Jadi, situasinya tak jauh berbeda dengan di Kota Bandung.
"Saya lagi di Masjidil Haram dan Madinah, ada saja jamaah yang minta selfi. Padahal, mereka bukan warga Bandung, ada dari Padang, Palembang semua daerah di Indonesia," katanya.
Bahkan, kata dia, yang paling lucu saat akan mendaki bukti Jabal Nur, tiba-tiba dicegat dulu sama jamaah yang mau berselfi. Kondisi seperti ini, tak pernah terjadi saat dirinya belum menjadi Wali Kota.
Menurut Emil, selama di tanah suci, Ia pun tak melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan berbagai komunitas. Di antaranya, bertemu dengan komunitas viking di Madinah. Emil pun, bertemu dengan Nahdatul Ulama di Saudi Arabia, lalu mengisi ceramah, di simposium internasional mahasiswa Asia Afrika di Timur Tengah.
"Saya jadi pembicara dengan Pak Din Syamsudin. Itu kegiatan di informal di luar ibadah yang saya lakukan," katanya.
Emil pun berkelakara, saat umrah tiba-tiba Ia harus menjadi suami siaga, menganter belanja isterinya Atalia Praratya. Karena, kalau tahun lalu Ia pergi umrah dengan keluarga, tahun ini Ia pergi dengan isterinya.
"Harus sabar banget itu, sabar sebagian dari iman adalah nunggu isteri belanja. Ntar saya posting ah," kata Emil berkelakar. Dia pun melihat, kesadaran masyarakat Indonesia untuk berumrah sudang sangat tinggi.