IHRAM.CO.ID, TEHERAN - Dewan Pimpinan Parlemen Iran mengatakan bahwa Arab Saudi telah menerima persyaratan Iran untuk mengirim jamaah di musim haji tahun ini. Setelah tragedi berdesak-desakan di Mina pada 25 September 2015, 464 jamaah haji Iran kehilangan nyawa mereka.
Usai kejadian tersebut, Teheran tidak mengirim jamaah haji pada 2016. Iran melakukan hal itu lantaran khawatir Saudi tidak menjamin keamanan para jamaah.
"Arab Saudi telah mengumumkan bahwa Iran dapat mengirim jamaah haji seperti negara-negara lain, namun Iran sempat menolak untuk menerimanya. Tetapi pada akhirnya Arab Saudi menerima persyaratan kami jika mengirim jamaah haji," kata salah satu anggota parlemen Iran Akbar Ranjbarzadeh seperti dilansir Tehran News, Rabu (19/4) waktu setempat.
Persyaratan yang diajukan Iran yakni adanya jaminan kesehatan, martabat, dan keamanan para jamaah. Tragedi berdesak-desakan di Mina menyebabkan 2.000 jamaah haji dari seluruh dunia meninggal. Sebagian besar adalah jamaah haji Iran.
Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih mengatakan, bahwa ketika peristiwa itu terjadi, banyak jamaah gagal mengikuti instruksi. "Jenis kecelakaan ini bisa saja dihindari, namun ini adalah kehendak Allah SWT," ujar Khaled.
Dia menyebut kejadian itu membuat jamaah dan beberapa negara marah terhadap Saudi. "Mereka menuding pejabat Saudi menutup dua jalan utama karena ada pejabat yang ingin menuju istana," kata Khaled.
Selain tragedi Mina, pada tahun yang sama terjadi pula kecelakaan alat derek raksasa (crane) jatuh ke dalam kompleks Masjidil Haram. Kejadian itu menewaskan 111 orang dan melukai 394 orang.