IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, meminta materi manasik haji ke depan disiapkan dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Pelayanan jamaah haji secara maksimal tidak hanya selama di Arab Saudi, tetapi juga sejak keberangkatan di tanah air.
“Perlu disiapkan buku manasik di setiap embarkasi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah,” kata Puan Maharani, dalam siaran pers diterima Jumat (21/4). Paling tidak, bahasa daerah dari mayoritas jamaah asal asrama embarkasi tersebut. Harapannya, calon jamaah bisa memahami dan menyiapkan diri lebih baik.
Menko PMK, Puan Maharani, bersama Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, juga meninjau fasilitas Klinik Haji Indonesia di Kota Madinah Arab Saudi, yang sebelumnya merupakan Balai Pengobatan Haji Indonesia. Menkes menjelaskan, penyewaan tempat masih menjadi masalah utama Klinik Haji Indonesia. Apabila dimungkinkan, ke depan klinik haji akan diupayakan mempunyai tempat permanen.
Menko PMK mengecek langsung fasilitas ruang perawatan, stok obat-obatan, termasuk ruang gawat darurat. Guna menjaga kebersihan, seluruh sarana kesehatan dibungkus plastik. Fasilitas kesehatan ini menyediakan 75 tempat tidur rawat, 20 tempat tidur UGD, dan 80 petugas kesehatan haji. Pelayanan bersifat pelayanan dasar dan emergensi.
Lantai 1 Klinik Haji Indonesia dimanfaatkan untuk ruang rawat psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan, serta ruang penunjang seperti radiologi, laboratorium, gizi, poli gigi dan ruang linen. Lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat kesehatan, serta ruang kerja petugas sanitasi surveilans. Klinik Haji Indonesia juga dilengkapi delapan ambulans dan 80 petugas.