IHRAM.CO.ID, Penaklukkan Makkah oleh Rasulullah SAW dan pasukannya menjadi salah satu peristiwa terhebat dalam sejarah Islam dan Semenanjung Arab. Di hari besar itu, Nabi Muhammad SAW menghibur orang-orang di Makkah.
Dia bersabda, "Barangsiapa memasuki Masjidil Haram akan aman, siapa pun yang memasuki rumah Abu Sufyan akan ama, dan siapa pun yang menutup pintunya akan aman."
Asisten Profesor Departemen Sejarah di Universitas Umm Al-Qura, Khaled bin Abdullah Al-Zaid, mengatakan, Muhammad SAW membagi pasukannya untuk mengakses Makkah melalui gerbang utara di Thanyat Kedaa (Al Johoon). Saat menaklukkan Makkah, Muhammad SAW memilih masuk melalui Pintu Al Salam (Al Salam Gate).
Khaled menyebut, Muhammad SAW masuk dengan suka cita dan penuh kepercayaan diri. Kota tersebut (Makkah) akhirnya menyerah dan orang Quraisy pun menerima Islam. Kondisi ini, kata Khaled, berbeda dengan hari di saat Muhammad SAW harus keluar dari sana. Muhammad SAW cemas dan takut ketika harus hijrah ke Madinah.
“Khalid Ibn al-Walid (sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus panglima perang) datang melalui Thanyat Kedaa di pintu masuk selatan Makkah yang sekarang disebut Ree’a al Rassam. Saat ini area tersebut masuk dalam perluasan Masjidil Haram yang baru,” ujar Khaled seperti dilansir dari Arab News, Senin (8/5).
Thanyat Kedaa juga dikenal sebagai Thanyat Al Maqbara (The Cemetery Fold) mengacu pada pemakaman Al Moallah. Kedaa atau Kudaa adalah pintu masuk di mana Khaled Ibn al-Walid melawan orang-orang kafir dan Al Shbayka Alley dipanggil setelah 'bentrokan' antara kedua tentara di sana. Namun ini berbeda dengan Thanyat Kudda yang mengarah ke Yaman, daerah Gunung Thor dan Mashaer yang juga dianggap di pintu masuk selatan Makkah.
Muhammad SAW berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10 ribu orang. Saat itu ia bermaksud menaklukkan Makkah dan menyatukan para penduduk kota Makkah dan Madinah. Penguasa Makkah kala itu yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya.
Muhammad SAW menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Makkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Kabah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di Makkah.
Khaled menyebut Muhammad SAW bertekad menang atas Makkah melalui perdamaian. Dan sudah menjadi kehndak Allah SWT pula bahwa Muhammad SAW berhasil meraih kemenangan dan mengampuni sebagian besar masyarakatnya.