Ahad 21 May 2017 12:51 WIB

Mengadu ke YLKI, Calon Jamaah First Travel Ini tak Mau Terjebak Dua Kali

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Jamaah umrah First Travel
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Jamaah umrah First Travel

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah umrah dari First Travel masih memperjuangkan nasibnya untuk bisa pergi ke Tanah Suci. Salah satunya adalah Iwan. Dia telah mengadukan apa yang dialaminya kepada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Iwan sudah beberapa kali dijanjikan berangkat, namun tidak juga terealisasi. "Kami dijanjikan setahun bayar terus berangkat, tapi oleh manajemen First Travel keberangkatan ditunda," kata dia baru-baru ini.

Iwan pernah memperoleh satu surat edaran dimana perusahaan meminta penambahan biaya umrah Rp 2,5 juta bagi mereka yang ingin segera terbang ke Tanah Suci. Calon jamaah pun berlomba-lomba menambah ongkos umrah mereka dan menyetorkannya ke perusahaan agar bisa segera berangkat.

Iwan sendiri enggan mengikuti langkah tersebut. "Saya tidak mau terjebak dua kali," kata dia. Alhasil, Iwan yang seharusnya berangkat pada periode Januari-Maret 2017 harus terus menunggu tanpa kepastian.

Perusahaan kembali menjanjikan Iwan untuk keberangkatan periode November-Desember 2017. Namun ketika dia menyodorkan surat perjanjian bahwa First Travel sanggup memberangkatkannya di periode tersebut, perusahaan menolaknya. "Kami siap (pemberangkatan) ditunda, asal penggantian jadwal ditandatangani di surat perjanjian," ujarnya.

Iwan tidak khawatir apabila dituntut balik oleh perusahaan. "Saya siap dipenjara untuk memperjuangkan hak ini," ujarnya.

Dia bercerita pernah ada beberapa calon jamaah umrah First Travel ingin melaporkan perusahaan, namun niat tersebut diurungkan. Alasannya, mereka telah 'didoktrin' bahwa umrah adalah ibadah sehingga harus bersabar termasuk ketika terjadi penundaan keberangkatan. Tetapi tidak begitu dengan Iwan. Dia akan memperjuangkan nasibnya hingga memperoleh kepastian berangkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement