Kamis 08 Jun 2017 14:35 WIB
Pasca Konflik Arab-Qatar

Kemenag Minta Jamaah Haji tak Ditelantarkan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Qatar Airways (Ilustrasi)
Qatar Airways (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Umrah dan Haji Khusus Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Muhajirin Yanis mengatakan, kasus konflik Arab Saudi dan Qatar telah berdampak pada jamaah yang saat ini melaksanakan ibadah umrah. Bahkan, bisa berdampak pada jamaah haji tahun ini jika tidak segera diredam, khususnya jamaah haji plus.

Karena itu, Muhajirin meminta, kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) untuk tidak menelantarkan jamaah haji khusus yang akan berangkat tahun ini. Pasalnya, sebelumnya haji khusus biasnaya menggunakan maskapai Qatar Air.

"Kita cuma berharap agar tidak ada jamaah yang tidak berangkat. Kan sudah jauh-jauh ini diketahui, maka mereka harus menyediakan alternatif penerbangan maskapai yang ada selain Qatar Air," ujar Muhajirin saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (8/7).

Ia menuturkan, saat ini, PIHK masih berkesempatan untuk memilih maskapai selain Qatar Air, sehingga ibadah jamaah haji tidak terganggu. "Jadi, kaitannya dengan itu kan sekarang pilihan masing-masing PIHK. Jadi kalau misalnya mereka selama ini menggunakan Qatar Air tentu mereka akan memilih yang bukan lagi Qatar. Kan ada beberapa maskapai," ucapnya.

Menurut dia, konflik tersebut tentu ada pengaruhnya terdapat perjalanan jamaah haji ke Tanah Suci yang menggunakan Qatar Air. Namun, kata dia, untuk lebih mendalami seperti apa dampaknya PIHK lebih tahu karena ini urusan bisnis mereka.

"Sampai semalam saya kumpul sama Asosiasi, informasi dari mereka  tidak ada masalah. Masih jalan dengan normal dan kita harap seperti itu," katanya.

Sebelumnya juga diberitakan bahwa kasus ketegangan antara sejumlah negara Timur Tengah seperti Arab Saudi yang memutus hubungan dengan Qatar berdampak pada bisnis umrah di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Muharom.

"Dampaknya sih ada tapi tak terlalu besar. Jadi dalam dua hari terakhir ini mereka yang akan pulang dari Madinah maupun dari Jeddah yang menggunakan maskapai Qatar Air terpaksa harus berganti maskapai. Tapi itu tanggung jawab Qatar Air sesuai dengan aturan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (7/6) kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement