REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pakistan terpaksa menggunakan tiga pesawat tua berusia lebih dari 20 tahun untuk mengantar jamaah haji ke Arab Saudi. Pesawat ini akan mulai dioperasikan untuk pelaksanaan haji pada awal Agustus.
Pakistan International Airlines telah mendesak pemerintah agar pesawat Airbus A310 dan 300 ini mendapat perlakukan khusus. CEO PIA telah mengirim surat kepada pemerintah Pakistan terkait hal ini.
PIA meminta pesawat tersebut tidak perlu menjalani pemeriksaan terkait usia begitu tiba di tanah suci. Pemerintah federal perlu memastikan dan membujuk otoritas Saudi agar tiga pesawat ini masuk dalam pengecualian.
Kebijakan Penerbangan 2015 yang berlaku di seluruh dunia memang tidak memperbolehkan pesawat tua berusia lebih dari 20 tahun beroperasi. Tiga pesawat Pakistan ini seharusnya pensiun pada Desember 2016 lalu.
"Tender untuk penyediaan dua pesawat sudah dilakukan tapi penggantinya belum ada," kata surat dari PIA. Sehingga rekomendasi keringanan untuk Kebijakan Penerbangan 2015 ini sangat penting agar pesawat tidak dinilai melanggar kebijakan.
PIA memastikan pesawat ini telah mengalami modifikasi. Bagian-bagian yang telah usang diganti dengan yang baru. Sehingga pesawat masih disebut layak terbang. Meski demikian, hal ini tetap membawa kekhawatiran bagi keselamatan jamaah haji.
Dilansir Tribune Pakistan, seorang pakar penerbangan mengatakan, penggunaan Airbus tua modifikasi bisa berisiko kecelakaan. Sekretaris federal untuk divisi penerbangan, Irfan Elahi mengatakan, keselamatan penumpang tidak bisa dikompromikan.
Ia menjamin, bahwa jamaah haji akan terbang dengan aman meski dengan pesawat tua. "Pesawat A310 akan terbang jika memang layak," kata Elahi.
Menurut dia, pensiunnya A310 bukan karena alasan teknis kerusakan melainkan batasan usia dibawah Kebijakan Penerbangan 2015. "Saat ini, masih banyak pesawat A310 yang terbang di beberapa bagian dunia," kata dia.