Senin 24 Jul 2017 14:29 WIB

Antisipasi Wabah Kolera, Jamaah Haji Diminta Terapkan PHBS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ilham Tirta
Calon jamaah haji. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah haji. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mengantisipasi wabah kolera yang merebak di Yaman, jamaah haji Indonesia diminta menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal utama yang bisa dilakukan adalah mencuci tangan memakai sabun.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusup Singka menjelaskan, terkait kabar wabah kolera di Yaman, jamaah haji harus diberi penyuluhan kesehatan. Merebaknya wabah di Yaman tak mengherankan mengingat sanitasi rusak dan ekonomi melemah pasca perang. Saudi sendiri beda situasi. Tapi, bukan berarti wabah tidak bisa menyebar.

Kolera bisa dicegah dengan menerapkan PHBS, misalnya dengan selalu cuci tangan memakai sabun, minum air yang dipastikan bersih, dan tidak makan makanan basi. ''Cuci tangan dengan sabun, itu penting sekali. Hal kecil tapi penting. Untuk minum, air minum kemasan tertutup itu baik,'' kata Eka, Senin (24/7).

Ia berharap menjelang keberangkatan jamaah gelombang pertama pada 28 Juli, semua pemangku kepentingan membantu terus edukasi kesehatan. Agar jamaah tahu apa yang harus mereka lakukan.

Pembinaan kesehatan oleh tenaga kesehatan sendiri sudah setahun dilakukan. Namun, penyuluhan dan informasi kesehatan tidak bisa hanya sekali. Ini harus dilakukan semua pemangku kepentingan, terutama edukasi soal PHBS.

Eka bahkan menyebut dalam Permenkes 15 Tahun 2016 tentang istithaah kesehatan jemaah haji sudah jelas apa yang harus dilakukan mulai dari terkait serangan panas (heat stroke), zika, Mers, dan lain-lain. ''Tapi kami butuh komponen di luar kesehatan yang membantu mengedukasi jamaah soal PHBS terutama pentingnya cuci tangan menggunakan sabun,'' kata Eka.

Kurang dari sepekan pemberangkatan jamaah pertama, Eka berpesan beberapa hal. Pertama, ia meminta jamaah meningkatkan kondisi kesehatan. Bagi jamaah yang mempunyaibmasalah kesehatan, obat jangan sampai tertinggal dan pastikan ada di tas kecil yang mudah dijangkau. Laporkan penyakit secara jujur ke dokter kloter dan menutupi sakit. Banyak konsultasi ke dokter.

Kedua, tiap akan ke masjid atau beraktivitas, jamaah harus sarapan dulu. Hal ini terkesan kecil, tapi dampaknya besar. Perbanyak juga konsumsi buah.

Ketiga, hindari paparan matahari langsung dengan memakai payung, handuk basah di kepala, menggunakan masker agar terhindar dari ISPA atau debu pemicu alergi. Bagi jamaah dengan gangguan pada jantung, jangan beraktivitas berlebihan. ''Ingat, haji adalah Arafah. Jangan sampai sakit sebelum Arafah,'' kata Eka.

Ia juga mewanti-wanti agar jamaah tidak beraktivitas tidak penting. Penting bagi jamaah mengukur kemampuan diri. Bila lelah, segera istirahat. Terakhir, ia menyarankan agar antar anggota kelompok untuk saling mengingatkan menjaga kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement