IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Ibadah (PPIH) Embarkasi Jakarta akan segera memberangkatkan jamaah haji kloter pertama tahun ini. Sebanyak 393 jamaah haji dari Jakarta Barat tersebut telah tiba di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (27/7) pagi.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, para jamaah haji mulai berpamitan kepada pihak keluarga yang hanya bisa mengantarkan hingga gerbang Asrama Haji Pondok Gede. Mereka saling berpelukan dan tidak sedikit yang menangis. Rata-rata jamaah haji yang akan memenuhi panggilan Allah SWT tersebut telah berusia lanjut. Bahkan, beberapa jamaah ada yang menggunakan bantuan kursi roda.
Salah satu jamaah yang menggunakan kursi roda yaitu Kartima (64 tahun). Nenek yang sudah memiliki 10 cucu tersebut tampak tetap semangat saat mengambil uang untuk biaya hidup selama di Tanah Suci dari panitia. Saat itu, dia juga menerima paspor dan gelang identitas sebagai salah satu syarat untuk berangkat ke tanah suci.
Kartima mengatakan dia tidak bisa menempuh perjalanan jauh lantaran menderita pengapuran tulang yang membuatnya terasa nyeri saat berjalan. Karena itu, ia berniat menggunakan kursi roda untuk memenuhi panggilan selama di Baitullah.
"Saya menderita pengapuran, dengkul-nya nggak bisa jalan. Bisa jalan cuma nggak bisa jauh," ujar Kartima saat berbincang dengan Republika.co.id di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (27/7).
Kartima tidak berangkat sendiri, dia ditemani oleh suaminya, Agus Salim yang juga menderita stroke. Meski begitu, Agus ingin sekali membantu istrinya untuk menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Pasalnya, Kartima sudah lama mengidam-idamkan dapat bertamu ke rumah Allah SWT. "Ini karena panggilan Allah. Dari sudah lama saya ingin naik haji," kata Kartima.
Sebenarnya, saat awal mendaftar haji pada 2011, Kartima masih dalam keadaan sehat dan bisa berjalan jarak jauh. Namun, tiba-tiba pada 2013 kakinya terasa nyeri sehingga terpaksa harus menggunakan bantuan kursi roda. Selama bertahun-tahun, warga Kembangan, Jakarta Barat, ini menabung untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan cara berjualan kosmetik dan pakaian bayi di pasar. Hasil penjualan usahanya tersebut dia tabung sedikit demi sedikit sehingga dapat membiayai perjalanan haji.
Berbeda dengan Kartima, Jami (90 tahun) justru tampak begitu lincah saat mengambil paspor dari panitia. Namun, pendengaran Jami agak sedikit terganggu sehingga dia membutuhkan bantuan dari petugas haji. "Sudah 90 tahun masih gagah nenek ini," kata seorang petugas haji yang membantunya.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Sadirin, belum mengetahui jumlah keseluruhan jamaah haji tahun ini yang menggunakan kursi roda. Pasalnya, hal itu baru dapat diketahui setelah jamaah haji sampai di Asrama Haji Pondok Gede. "Sampai saat ini kami tidak mendata kursi roda. Kalau sudah hadir di sini baru dapat diketahui," ujarnya.
Saat tiba di Asrama Haji Pondok Gede, akan ada penanganan khusus bagi jamaah haji yang menggunakan kursi roda, terutama yang tidak didampingi oleh keluarganya. Ketika melakukan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, jamaah yang tidak mampu berjalan biasanya akan menyewa kursi roda di sana.
Pihaknya tidak menyediakan kursi roda khusus dari Indonesia. "Biasanya itu yang uzur-uzur itu akan didampingi. Di sana juga sewa kursi roda, kemudian yang mendorong juga sewa. Kita tidak menfasilitasi tapi biasanya ada yang mendampingi, kata Sadirin.
Sebelum diberangkatakan, petugas haji dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terlebih dahulu akan memeriksa calon. Jika kesehatannya tidak memungkinkan, maka petugas akan menunda keberangkatannya sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jamaah Haji.
Ratusan jamaah haji kloter pertama asal Jakarta Barat tersebut akan menginap terlebih dulu selama semalam di Asrama Haji Pondok Gede. Setelah jamaah beristirahat, jamaah akan dibangunkan pada Jumat (28/7) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Setelah itu, jamaah akan akan dilepas secara simbolis dalam upacara yang akan dihadiri Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Upacara akan dilakukan mulai pukul 03.30 dini hari hingga pukul 05.00 WIB. Setelah itu, jamaah akan diberangkatkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma dan pesawat akan terbang pada pukul 08.20 WIB.