Senin 31 Jul 2017 20:46 WIB

Seksus Antisipasi Jamaah Tersesat

 Sejumlah calon jamaah haji yang sempat tersesat.
Foto: Republika/ Amin Madani
Sejumlah calon jamaah haji yang sempat tersesat.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kehadiran sektor khusus (Seksus) Masjid al-Haram yang dikelola langsung oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, pada musim haji tahun ini, antara lain adalah upaya untuk mengantisipasi jamaah yang tersesat.

Kepala PPIH Daker Makkah Nasrullah Jasam mengatakan, seksus yang terdiri dari unsur TNI/Polri tersebut akan melakukan patroli keliling Masjid al-Haram selama 24 jam selama bergantian. Mereka berada di Maktab Manazili dengan jumlah personel 21 petugas.

“Antisipasi jamaah haji tersesat kami akan maksimalkan Seksus Masjid al-Haram,” kata dia di Kantor Daker Makkah, kawasan Shisha, seperti yang dilaporkan Wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, Ahad (30/7).

Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi permintaan Komite III DPD-RI untuk mengadakan petunjuk arah  stiker-stiker khusus berbahasa Indonesia di kawasan-kawasan vital, terutama masjid al-Haram. Dalam pertemuan dengan PPIH Daker Makkah, Anggota Komite III DPD-RI, Emma Yohanna menilai, tanda-tanda itu dianggap penting membantu dam memudahkan para jamaah haji.

Menurut Emma, belajar dari pengalaman penyelenggaran ibadah haji dari tahun ke tahun, kasus jamaah tersesat di Masjid al-Haram memang kerap terjadi. Dia berharap, jika memungkinkan tanda-tanda petunjuk arah berbahasa Indonesia bisa terpasang di area ini. “Dengan panduan itu tentu kita bisa meminimalisir kasus jamaah tersesat,” kata dia.

Pantauan Republika.co.id, tanda-tanda petunjuk arah yang khusus berbahasa Arab memang tidak ditemukan di kawasan Masjid al-Haram. Tanda-tanda resmi yang terpasang di sejumlah pintu masjid ini hanya berbahasa Arab, Inggris, dan Urdu yang menjadi bahasa nasional sejumlah negara, India, Pakistan, dan Bangladesh. Hanya penanda toilet bertuliskan “WC”  yang mudah dipahami jamaah.

Menurut Nasrullah, kendala pemasangan tanda-tanda petunjuk arah tersebut adalah ketatnya peraturan yang diterapkan oleh Baladiyah Arab Saudi. Kendati demikian, dalam berbagai pertemuan pihaknya terus mengusulkan gagasan pemasangan tanda-tanda itu.

Dia menyebutkan, untuk konteks Madinah, usulan tersebut pernah mendapat respons bagus. Pemerintah setempat memasang petunjuk arah berbahasa Indonesia. Di Raudhah misalnya, ada petunjuk berbahasa Arab untuk minimal toilet yang sebelumnya tidak terpasang. Nasrullah mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan fungsi seksus tersebut sehingga kasus jamaah tersesat bisa diminimalisasi sebisa mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement