IHRAM.CO.ID, Rasa bangga melingkupi Abdul Munjid. Ia merasa menjadi bagian yang sangat penting bagi jamaah haji Indonesia.
Dengan kemampuan berbahasa Arab, menguasai medan, serta psikologis warga Arab, tenaga musiman (Temus) haji 2017 ini menjadi 'jembatan' komunikasi bagi petugas haji dengan masyarakat Arab Saudi. "Saya bangga menjadi Temus. Ini membuktikan, kami di sini tidak hanya belajar, tapi juga melayani jamaah haji Indonesia," katanya, seperti dilaporkan Wartawan Republika.co.id, Ani Nursalikah, dari Madinah.
Kebanggaan mahasiswa asal Makassar, Sulawesi Selatan ini mewujud dengan cara siap memberikan seluruh tenaga melayani keperluan jamaah. Bahkan dalam kondisi mengantuk sekali pun. "Demi jamaah, sekarang ini saya tidur hanya tiga jam karena kami memang ditugaskan mengawal mereka," ucap mahasiswa S2 ini.
Abdul menyadari, menjadi Temus tidak memiliki jam kerja teratur. Selama jamaah berdatangan le hotel, Temus harus siap memberikan pelayanan.
"Seperti tadi malam, ada jamaah yang datang dini hari. Kami harus layani keperluan mereka. Salah satunya adalah koper tertukar akibat satu kloter dipecah menjadi dua hotel," ujarnya.
Dia pun berkoordinasi dengan sopir untuk mengangkut koper-koper jamaah agar sampai ke tangan pemiliknya. "Alhamdullah semua beres. Saya sampaikan kondisi sebenarnya dan si sopir mau," katanya.
Abdul merupakan, salah satu dari 20 Temus pada Sektor 4 Daker Madinah yang direkrut pemerintah di Tanah Suci. Mahasiswa Islamic University of Madinah ini terpilih setelah melalui seleksi ketat menjadi Temus. Ayah dua anak ini juga membawa serta keluarganya selama menuntut ilmu di Madinah.