IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menegaskan, pihaknya tidak mengeluarkan surat apapun terkait dengan pelayanan haji. Penegasan ini disampaikan Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Umar Badarsyah saat dikonfirmasi tentang adanya pengakuan oknum mukimin yang mendapat surat pengantar dari KJRI Jeddah.
“Kami imbau jamaah untuk tidak termakan bujukan para calo terutama yang mengaku bahwa mereka mendapat rekomendasi surat keterangan baik dari PPIH maupun KJRI,” ujar Umar Badarsyah di Jeddah, Senin (14/8).
“Kami menegaskan bahwa KJRI apalagi Konsul Jenderal tidak pernah mengeluarkan surat apapun, kepada siapapun, terkait pelayanan haji,” sambungnya.
Umar menegaskan, kalau jamaah haji Indonesia didekati oleh orang-orang lokal, baik mukimin Indonesia atau dari negara lain yang kebetulan mampu berbahasa Indonesia dan mengaku memiliki surat resmi, harap untuk berhati-hati dan tidak mengindahkan hal tersebut.
“Tetap pada groupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan maupun panitia yang resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal yang mereka gunakan,” ujarnya.
Petugas Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Makkah telah menginterogasi sejumlah oknum mukimin di pemondokan jamaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda. Kebanyakan dari mereka mengaku telah mengenal jamaah yang akan menggunakan jasanya untuk mendorong kursi roda saat tawaf dan sai.
Mereka juga mengaku mengenal dengan orang-orang di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Ada juga di antara mereka yang mengaku membawa surat pengantar dari KJRI dan salah satu bupati. Umar Badarsyah membantan, hal ini dan menegaskan bahwa KJRI tidak mengeluarkan surat pengantar apapun dan kepada siapapun terkait pelayanan haji.