Sabtu 09 Sep 2017 05:59 WIB

Makna Haji Bagi Mensos Khofifah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Gita Amanda
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat ditemui di Anwar Al Madinah Movenpick Hotel di Madinah, Arab Saudi, Jumat (8/9).
Foto: Ani Nursalikah/ REPUBLIKA
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat ditemui di Anwar Al Madinah Movenpick Hotel di Madinah, Arab Saudi, Jumat (8/9).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Ritual ibadah haji memiliki makna tersendiri bagi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Dari sai atau berlari-lari kecil, misalnya, banyak yang bisa diambil dari perjalanan Siti Hajar.

Dia mengatakan saat ini kondisi tempat sai sudah nyaman dengan marmer dan pendingin udara. Namun, dulu Siti Hajar harus berlari-lari mencari air dengan melewati pegunungan batu demi putranya Nabi Ismail.

"Artinya, ayo kita perempuan kerja keras. Jangan menganggap kesuksesan simsalabim turun dari langit. Untuk mendapatkan sesuatu itu harus dibarengi dengan kerja keras," katanya saat ditemui di Hotel Anwar Al Madinah Movenpick, Madinah, Jumat (9/9).

Padahal, Siti Hajar adalah seorang hamba sahaya yang dipersunting Nabi Ibrahim. Khofifah mengambil pelajaran, untuk menjadi seseorang tidak harus berasal dari kalangan ningrat atau berdarah biru. Sedangkan thawaf atau mengelilingi Ka'bah dengan berlawanan arah jarum jam memiliki makna manusia harus bekerja keras untuk mencapai ridha Allah SWT.

Khofifah juga memaknai wukuf di Arafah sebagai cara membangun kesetaraan. Dia mengatakan tidak ada demokrasi yang tercipta tanpa kesetaraan.

"Orang kaya dan penjual sayur ketika wukuf di Arafah sama-sama mengenakan pakaian yang tidak berjahit. Kita diingatkan pada dasarnya kita kembali ke Sang Khalik hanya dengan kain tak berjahit. Di sini ada kesetaraan perlakuan," katanya yang tahun ini berhaji dengan ditemani putra bungsunya, Ali.

Khofifah juga mengungkapkan doa yang ia panjatkan di Tanah Suci. Ia memanjatkan doa almarhum suaminya yang belum kesampaian, yaitu doa supaya dunia ini damai.  

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut juga mengomentari pelaksanaan haji tahun ini. Dia menganggap sudah banyak perbaikan pada musim haji kali ini, seperti adanya kursi-kursi dan kursi roda yang disediakan bagi jamaah.

Kedua, terdapat tulisan yang menyambut jamaah di Masjid Nabawi dalam berbagai bahasa. Menurutnya, hal itu berarti ada apresiasi dan penghormatan kepada jamaah.

Terakhir, ia melihat askar di Masjid Al Haram tidak lagi galak. Justru askar bersikap sangat sopan.

"Ketika berada di Ka'bah dan saya berswafoto bersama anak, mereka menegur dengan lembut dan bahkan mendoakan agar mendapat haji mabrur. Harus lebih banyak askar seperti ini," kata perempuan asal Surabaya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement