IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 24 agen yang mencarikan calon peserta umrah bagi biro Kafilah Rindu Ka'bah (KRK) merasa nama baiknya tercemar karena biro tersebut tidak juga memberangkatkan konsumennya ke Tanah Suci. Bahkan biro itu terindikasi melakukan penipuan.
"Nama baik kami tercemar karena dituduh menipu. Bahkan, hampir 24 jam setiap hari kami harus mendapatkan teror dan ancaman dari calon peserta umrah yang merasa tertipu. Hidup kami jadi tidak tenang," kata Hayati dalam jumpa pers yang diadakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, Jumat.
Hayati mewakili salah satu keluarganya yang menjadi agen bagi KRK, biro umrah yang berada di bawah manajemen PT Assyifa Wisata Mandiri. Yopi, salah satu agen lainnya, mengatakan agen merupakan pihak yang paling hancur karena KRK tidak juga memberangkatkan calon peserta umrah ke Tanah Suci.
"Kami hancur secara ekonomi dan nama baik. Padahal, niat awal kami bergabung dengan KRK adalah untuk ibadah karena memfasilitasi calon anggota jamaah umrah," tuturnya.
Menurut Yopi, beberapa agen memang melakukan kontrak kerja sama secara tertulis dengan KRK. Namun, ada juga yang tidak berdasarkan kontrak kerja sama. Setiap mendapatkan calon peserta umrah, mereka akan mendapatkan imbalan.
Dari 24 agen tersebut, Yopi menyebutkan sedikitnya 3.056 calon anggota jamaah umrah yang tidak diberangkatkan KRK. Ia menduga yang tertipu lebih banyak lagi karena tidak semua agen mau membuka diri dan ada pula calon anggota jamaah umrah yang mendaftar tidak melalui agen.
Sementara itu, pemilik KRK Ali Zainal Abidin sempat datang ke lokasi jumpa pers yang didatangi YLKI tersebut. Saat datang ke Kantor YLKI, kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Ali terlihat masih berdiri di ruang tamu.
Tidak lama kemudian dia masuk ke ruang dalam dan langsung menuju meja tempat Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi memimpin jumpa pers. "Saya Ali Zainal Abidin. Saya tidak diundang, tetapi saya datang agar YLKI tidak mendengar secara sepihak. YLKI melindungi konsumen, saya juga bekerja untuk konsumen," kata Ali.
Tulus kemudian meminta Ali untuk keluar terlebih dahulu sampai acara tersebut selesai. Ia mempersilakan Ali untuk memberikan pernyataan kepada wartawan di luar forum setelah jumpa pers selesai.
Mendengar perkataan Tulus, Ali sempat mundur, kemudian jumpa pers dilanjutkan. Namun, Ali kembali maju dan mempermasalahkan kredibilitas YLKI yang dia nilai hanya mendengarkan salah satu pihak. "Silakan Anda berbicara, tetapi di luar. Forum ini belum selesai. Nanti di luar Anda bisa sampaikan pernyataan Anda kepada wartawan," kata Tulus.
Ali kemudian terlihat keluar meninggalkan ruangan. Acara jumpa pers ditutup dilanjutkan dengan wawancara cegat oleh wartawan kepada Tulus. Beberapa wartawan terlihat keluar ruangan untuk mengejar Ali. Namun, Ali sudah tidak terlihat. "Tadi saya sempat mengejar, tetapi tidak terkejar. Orangnya sudah pergi," kata salah satu wartawan.
YLKI tengah menangani kasus penelantaran calon anggota jemaah umrah yang diduga dilakukan KRK.
Menurut Tulus, biro umrah tersebut sudah dicabut izinnya oleh Kementerian Agama sehingga calon anggota jamaah tidak bisa berangkat.