IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Salah satu layanan yang diberikan kepada jemaah haji selama di Makkah adalah bus shalawat. Moda transportasi ini menjadi sarana pengantar jamaah dari hotel untuk menjalankan ibadah di Masjidil Haram (pergi pulang).
Kabid Transportasi Subhan Cholid menjelaskan, bahwa selama penyelenggaraan haji 1438H/2017, bus shalawat beroprasi 24 jam selama 44 hari. Sebanyak 22 hari masa operasi sebelum puncak haji (Arafah-Muzdalifah-Mina/Armina), dan 22 hari masa operasi pasca-Armina. “Bus Shalawat pertama kali beroperasai pada 6 Agustus 2017 dan akan berakhir pada 26 September mendatang,” ujar Subhan di Makkah, kemarin.
Sejak awal sampai saat ini, lanjut Subhan,total sudah ada 176.226 jamaah yang mendapatkan layanan bus Shalawat menuju dan dari Masjidil Haram. Ada 46 halte yang disiapkan untuk keberangkatan jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram. Dari masing-masing halte, bus shalawat mengantar jamaah menuju tiga terminal, yaitu: Jiad, Syib Amir, dan Bab Ali.
“Armada bus shalawat yang beroperasi disesuaikan dengan jumlah jemaah haji yang sudah tiba di Makkah,” ujar Subhan. Pada masa puncak, total beroperasi 352 armada bus shalawat untuk melayani jamaah haji Indonesia yang telah memadati Makkah.
Menurut Subhan, layanan armada bus shalawat itu disiapkan oleh dua perusahaan, yaitu: Saptco dan Rawahil. “Alhamdulillah sampai hari ini layanan bus shalawat berjalan lancar. Itu tidak terlepas dari kerja keras 175 petugas yang stand by siang dan malam untuk melayani jamaah haji,” ucap Subhan.
“Mereka pantang mundur meski panas menyengat dan tetap di tempat meski ngantuk mendera, demi memberikan layanan kepada jamaah,” tandasnya. Tiga hari ke depan, tepatnya tanggal 26 September 2017, layanan bus shalawat akan dihentikan seiring dengan telah berangkatnya seluruh jamaah haji Indonesia dari Makkah menuju Madinah.