IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Kota Madinah Al Munawwarah akan menyambut datangnya musim dingin. Udara sejuk terasa sejak subuh, Selasa (3/10). Suhu yang sejuk ini bahkan cukup membuat tangan dan kaki terasa dingin. Angin yang berembus juga terasa sejuk. Bahkan, lantai marmer di pelataran Masjid Nabawi terasa dingin.
Saat Republika.co.id mengecek temperatur udara di aplikasi cuaca di ponsel, suhu menunjukkan angka 25 derajat Celsius pada pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Hal ini sangat kontras dengan suhu ketika jamaah haji Indonesia gelombang pertama tiba di Madinah pada akhir Juli lalu. Saat itu suhu tertinggi mencapai 48 derajat Celsius. Sinar matahari terasa sangat menyengat karena absennya awan di langit. Angin yang berembus juga terasa panas dan kering.
Seorang mukimin yang bertugas sebagai tenaga musiman, May, mengatakan udara sejuk mulai terasa karena Madina sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Dia mengatakan musim dingin mulai terjadi pada November.
"Ini sudah mulai. Kalau pagi terasa menggigil. Kalau musim dingin suhu di Madinah bahkan bisa mencapai tujuh derajat Celsius saat malam," katanya saat ditemui di Nabawi, Selasa.
Masjid Nabawi pagi ini sangat lengang dibanding pekan lalu. Tidak ada jamaah yang berdesakan. Dari tujuh pintu masuk ke ruang shalat utama perempuan, hanya tiga pintu yang dibuka. Sedangkan di bagian laki-laki, pada pukul 04.00 WAS hanya satu pintu yang dibuka.
Tidak semua karpet yang disediakan di bagian dalam masjid terisi oleh jamaah. Begitu juga karpet yang disediakan pengelola di halaman masjid. Antrean jamaah perempuan di Raudhah juga berlangsung dengan tertib. Kondisinya juga lengang.
Pemberangkatan terakhir jamaah haji gelombang dua dari Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) berlangsung pada 5 Oktober mendatang. Hingga 2 Oktober sudah 212 kloter yang diberangkatkan dari Madinah dengan jumlah jamaah dan petugas 84.765 orang. Sedangkan jumlah keseluruhan kepulangan jamaah haji dari Tanah Suci adalah 463 kloter dengan jumlah jamaah dan petugas 186.641 orang.