IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan gencar melakukan sosialisasi mengenai istithoah (kemampuan) haji di bidang kesehatan bersama Kementerian Kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kematian jamaah haji pada musim haji 1439 H.
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama, Mastuki menjelaskan, haji bukan hanya soal kesehatan tapi juga kesahan ibadah. "Maka pendekatan agama menjadi penting bahwa istithoah itu juga berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis. Ini agar calon jamaah haji memahami sejak awal," ujar Mastuki kepada Republika.co.id, Selasa (17/10).
Mastuki mengatakan, Kemenag akan membatalkan keberangkatan calon jamaah haji apabila sejak awal telah terdeteksi memiliki penyakit risiko tinggi. Pemeriksaan kesehatan pertama yaitu melalui Puskesmas dan RS.
Menurutnya, sulit untuk membatalkan kepergian calon jamaah haji meskipun nantinya terdeteksi memiliki penyakit risiko tinggi. Apalagi jika penyakit jamaah tersebut baru terindikasi saat sudah masuk asrama haji.
"Kalau sudah masuk asrama baru terindikasi, sulit untuk membatalkan. Karena bukan hanya soal kesehatan tapi psikologis dan berkaitan niat calon jamaah," kata Mastuki.
Apabila calon jamaah haji bersikeras untuk berangkat meskipun sudah terindikasi memiliki penyakit risiko tinggi, maka Kemenag tetap akan memberangkatkan. Dengan syarat yang bersangkutan menandatangani surat pernyataan bersedia menanggung jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Dalam penyelenggaraan haji tahun ini, tercatat jumlah jamaah haji yang meninggal yaitu sebesar 658 orang. Jumlah ini meningkat hampir 90 persen dibandingkan tahun lalu.