Selasa 24 Oct 2017 07:48 WIB

Sejarah Haji India: Gairah Ziarah Menuju Makkah (2)

Jamaah haji India turun dari kapal di Pelabuhan Jeddah 1940.
Foto: muslimlink.com
Jamaah haji India turun dari kapal di Pelabuhan Jeddah 1940.

Para Sharif di Makkah biasanya sering mengirim agen mereka ke pengadilan delhi untuk mendapatkan bantuan dari kaisar Mughal. Menariknya, meski memiliki sumber dan sarana yang sangat besar, tidak ada penguasa laki-laki Muslim saat itu, apakah itu kaisar Mughal yang paling kuat atau penguasa provinsi Bengal, Bijapur, Gujarat atau Golconda atau Nizams di Hyderabad, yang pernah melakukan pelayaran karena melakukan ibadah haji.

Sebaliknya, kecenderungan yang umum adalah untuk mengirim wanita kerajaan ke dalam ibadah haji dan perdagangan. Salah satu wanita bangsawan Mughal yang pertama melakukan ibadah haji adalah Bega atau hajji Begum, istri seorang bangsawan Humayun yang kemudian menjadi istri Humayun Gulbadan Begum. Anak dan bibi Akbar adalah salah satu yang paling menonjol di kalangan wanita elit Mughal untuk telah melakukan haji. Diikuti Salima sultan begum, janda Bairam Khan dan istri Akbar serta hampir empat puluh wanita lainnya dan sejumlah besar pelayan, dia berlayar di atas kapal 'Salimi' didampingi oleh pejabat kerajaan di kapal 'Ilahi.'

Setelah berpetualang dalam pelayaran, mereka tiba di Makkah pada tahun 1576 M dan tinggal di sana sampai tahun 1558. Mereka melakukan ibadah haji sebanyak empat kali dan umrah, hingga ziarah sampai beberapa kali.

Cerita seru lainnya berhubungan dengan kunjungan para peziarah haji pemula dari Bhopal ke Makkah, pertama oleh Sikandar Begum pada bulan November 1863 diikuti oleh Sultan Jahan begum pada tahun 1903. Secara khusus, Sikandar Begum menonjol sebagai kepala pemerintahan negara bagian pria atau wanita, yang melakukan ibadah haji. Dia melakukan perjalanan dengan jalan darat, kereta api dan kemudian di laut di tiga kapal yang disewa khusus dan mencapai Jeddah pada januari 1864 M.

Ibu dan mantan ratu Gudsia memohon untuk menemaninya berziarah. Gudsia begum memanjakan diri dengan mengeluarkan uang kertas di kereta sepanjang perjalanan untuk egerombolan pengemis. Setibanya di Makkah, para pemula itu terlibat dalam pelanggaran protokol ketika mereka memilih untuk tidak mengambil salah satu dari hampir lima puluh santapan makanan Arab yang dikirim oleh Sharif Makkah. Kesalahpahaman tersebut  kemudian diakhiri ketika orang-orang yang kesal itu dengan sigap mencicipi hidangan baru yang dikirim oleh sang sharif itu.

Dan, hampir empat dekade kemudian Sultan Begum Jahan memulai perjalanan yang sama dengan pengikut tiga ratus orang di atas kapal 'SS Akbar.' Setibanya di Jeddah dia diterima oleh wakil konservatif Inggris, seorang Muslim India, dan perwakilan gubernur Turki, dan Sharif di Makkah. Seperti kunjungan ibunya sebelumnya, kunjungannya juga dimulai dengan buruk.

Ketika Sharif Makkah, Aun-ur-Rafiq bin Abdullah bin Aunfrowned saat pemberian 'nazrana' (hadiah seremonial) yang dibawa olehnya, Sultan Begum Jahan memutuskan untuk pergi ke Madinah dengan berlayar ke Yanbu dan dikawal oleh dua ratus tentara Turki, yang menerjang beberapa serangan ganas di sepanjang rute. Sultan Begum Jahan mendapat setibanya di  Madinah mendapat penghiburan, sebab Gubernur Madinah telah membuat pengaturan khusus untuknya dengan membagi setengah masjid untuknya. Sultan Begum Jahan kembali ke India pada tahun 1904.

Beberapa kunjungan oleh orang-orang penting dari India untuk ziarah haji dilaporkan terjadi pada abad kesembilan belas dan awal abad ke-20. Nawab kalbe Ali khan, Nawab Rampur, melakukan haji pada tahun 1872 setelah India dikuasai oleh Inggris. Penyair Urdu legendaris Dagh Dehlavi menemani Nawab pada ibadah haji. Banyak sarjana sastra dan ulama terkenal juga melakukan ibadah haji selama periode ini.

Termasuk Syed Ahmad Rae Bareili (1824) yang memperkenalkan Wahabisme ke India serta Penyair Shefta (1842) Maulana Siddiq Hassan khan Bhopali (1872), penulis G.M Munshi (1876) Maulana Mashuq Ali (1909) dan Abdul Majeed daryabadi, (1929). Syed Fazal-ul-Hasan (Maulana Hasrat Mohani) anggota terkemuka Jamiat-ul-Ulema-i-Hind, melakukan haji tiga belas kali. Maulana Mohammad Taeib (Kepala Daruloom Deoband), Dr. Abid Hussain, pangeran Basalat Jah dari Hyderabad, Syed Abdur Rahman Bafakih Thangal dan Hakeem Abdul Hameed adalah tokoh terkemuka lainnya dari India yang melakukan haji dalam masa pasca kemerdekaan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement