IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) menilai promo akan sulit dilakukan jika penetapan harga referensi belum sah. Pasalnya, harga referensi ini lebih mempermudah penyelenggaraan harga patennya.
Ketua Umum Amphuri Joko Asmoro mengatakan, karena harga per paket umrah itu diperkirakan antara Rp 20 juta- Rp 21 juta. Menurut dia, walaupun penyelenggaraan dengan sistem pelayanan maksimal (SPM), umrah tetap bisa di-booking dari jauh-jauh hari, seperti ebooking pesawat, booking akomodasi, hanya dengan Rp 16 juta pun bisa.
"Amphuri memang lebih menekankan pada SPM, kemudian juga pengawasan terhadap penggunaan visa. Dari awal tidak ada permasalahan visa dengan kedutaan Arab Saudi, tidak ada kesulitan sama sekali," kata Joko kepada Republika.co.id, Jumat (27/10)
Amphuri menyetujui pelunasan paling lambat adalah tiga bulan. Ini dimaksudkan, ujar Joko lagi, agar tidak boleh ada lagi penyelenggara ibadah umrah yang melakukan penerimaan dana dari masyarakat yang lebih dari tiga bulan, baru diberangkatkan. "Dan ini sesuai dengan yang disampaikan dengan Kemenag," kata dia.
Untuk mengantisipasi adanya travel nakal, Kemenag mulai menyusun aturan tentang harga referensi penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah. Rencana penyusunan ini telah dibahas bersama dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Penyusunan Harga Referensi Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah di Jakarta, Selasa (24/10) lalu.
FGD ini berhasil memutuskan besaran biaya referensi yang akan diusulkan. Hasil dari diskusi ini akan difinalisasi oleh Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, sebelum diajukan kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai harga referensi penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika