Oleh: DidinSirojuddin Ar
زين المسجد الحرام والمسجدالنبوى بكتابة الخط الجميلة فيدفع هذاالمنظرالجميل إلى أخذهابالصورة. ولكن المملكة العربية السعودية تمنع أخذ الصورة فى هذاالمسجدين الشريفين حاليا.
Kerajaan Arab Saudi mulai tegas melarang kegiatan foto-fotoan atau berselfie ria di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Dari dulu pun, sebetulnya, aksi berfoto-foto atau pun selfi ini tidak diperkenankan.
Saat berhaji tahun 1994, saya jarang melihat jamaah terang-terangan pegang kamera apalagi berfoto-foto di lingkungan Ka'bah. Bila ketahuan, aparat keamanan atau askar langsung merampasnya tanpa ampun. Waktu itu, saya pun tidak membawa kamera, karena tidak ingin terganggu saat ibadah.
Teknologi digital maju sedemikian pesat dan ledakannya menyeruak ke seluruh ufuk bumi. Sekarang, hampir seluruh jamaah haji ini memegang kamera digital. Nge-WA atau nge-Facebook di mana-mana dan jepretan kamera membidik semua ruang di dua masjid, bahkan Ka'bah jadi obyek jepretan yang paling dicari.
Saya menduga askar Haramain sudah tidak mampu menahan-nahan "aksi paparazzi" dadakan para jamaah umrah dan haji.
Bagaimana melarang mereka jika semua memegang kamera? Dalam tiga kali umrah tahun-tahun terakhir, akhirnya, saya juga tidak mau ketinggalan. Tangan rasanya gatal tanpa jeprat-jepret di interna Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, lebih-lebih Ka'bah yang indah.
Tapi tidak hanya foto-fotoan dengan back ground (latar belakang) Ka'bah dan dengan sedikit pasang aksi, saya justru banyak menjepret kaligrafi interior masjid agung di Tanah Haram Makkah dan Madinah ini.
Dan ternyata, memang ada catatan menarik dan sejarah kaligrafi yang unik di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang penting diketahui jamaah haji dan umrah. Fakta itu adalah begini: