Rabu 03 Jan 2018 11:33 WIB

YLKI Desak Kemenag Bentuk Crisis Centre Kasus Hannien Tour

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memberikan pemaparan kepada awak media saat menggelar jumpa pers di Kantor YLKI, Jakarta, Jumat (19/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memberikan pemaparan kepada awak media saat menggelar jumpa pers di Kantor YLKI, Jakarta, Jumat (19/5).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) telah mencabut izin operasional biro umroh PT Ustmaniyah Hannien Tour karena terbukti menelantarkan calon jamaahnya. Bahkan pimpinan Hannien Tour telah dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian.

"Kendati terlambat, upaya Kementerian Agama dan pihak kepolisian dalam menangani kasus Hannien Tour patut diberikan apresiasi," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi kepada Republika melalui keterangan tertulis, Rabu (3/1).

Tulus mengatakan, terlambat karena ribuan masyarakat telah menjadi korban ulah Hannien Tour. Bidang Pengaduan YLKI pada 2017 telah menerima pengaduan korban Hannien Tour sebanyak 1.821 pengaduan dari total pengaduan soal umrah sebanyak 22.613 kasus (per 22 Juli 2017).

Ia melanjutkan, namun pencabutan izin operasional dan pemidanaan pada pimpinan Hannien Tour tidaklah cukup untuk mengembalikan hak-hak keperdataan calon jamaahnya yang dilanggar oleh Hannien Tour. Oleh karena itu YLKI mendesak Kementerian Agama untuk membentuk crisis centre kasus Hannien Tour.

"Mengingat banyaknya korban dan sebaran korban di seluruh Indonesia. Crisis centre sangat penting untuk proses pendataan korban," ujarnya.

Tulus menyampaikan, YLKI juga mendesak Kementerian Agama untuk melakukan pendampingan korban calon jamaah. Untuk mendapatkan hak-hak keperdataan dari Hannien Tour. Misalnya proses refund dana milik calon jamaah.

Ia menegaskan, YLKI mendesak Kementerian Agama dan kepolisian untuk melakukan law enforcement pada biro-biro umrah yang lain. Menurut monitoring YLKI aksi nakal dari biro umrah lain masih sangat banyak dan berpotensi besar merugikan calon jamaah berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement