IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Bintang Hidayat menyatakan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sangat memungkinkan melayani penerbangan jamaah calon haji pada Juni 2018.
"Secara keseluruhan pembangunan bandara baik dari sisi darat dan udara sudah memasuki tahap akhir. Untuk haji, dalam waktu tahun ini sebenarnya sudah bisa dilakukan,," kata Bintang disela-sela kunjungan langsung ke Bandara Kertajati, Jumat (5/1).
Dalam kunjungan itu Bintang didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Eddy Nasution, Kepala Biro Perekonomian Investasi dan BUMD Pemprov Jabar Muhammad Arifin Soedjayana, Kepala Dinas Perhubungan Dedi Taufik, serta Direktur Utama PT BIJB Vida Dimas Ekaputra beserta jajaran direksi.
Hanya saja dalam kunjungan kerjanya tersebut, dia melihat bandara seluas 1.800 hektare ini perlu memperpanjang landasan pacu (runway) sampai 3.000 meter dengan lebar 60 meter. Saat ini runway yang masuk dalam pembangunan sisi udara menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru terealisasi 2.500 meter.
Adapun komponen lainnya untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendaratan pesawat di bandara sudah dapat dipenuhi. "Saya inspeksi ke runway yang sudah selesai sepenuhnya seperti lampu dan segala macamnya dengan panjang 2.500 x 60 meter. Lalu ada taxi way dan apron yang juga sudah selesai," katanya.
Bintang mengatakan, jika Bandara Kertajati memang ingin bisa melayani haji pada tahun ini masih ada waktu yang bisa dikejar untuk memperpanjang runway sampai 3.000 meter. Perpanjangan itu bagi dia tidak begitu sulit karena lahan 500 meter yang dibutuhkan sudah dibebaskan.
"BIJB untuk pengoperasian haji tentu harus perpanjang runway sepanjang 500 meter. Dalam waktu tahun ini bisa dilakukan (melayani penerbangan haji), hanya perlu empat bulan untuk bisa menyelesaikannya," kata dia.
"Hanya tinggal siapa yang akan memperpanjang apakah Kemenhub, AP (Angkasa Pura) atau dari APBN. Tapi intinya untuk mengejar waktu haji ini bisa. Lahan juga siap sebenarnya," lanjutnya.
Pembangunan sisi darat, lanjut dia, sudah tidak diragukan lagi. Bintang yang melihat area terminal penumpang meyakini bahwa pengerjaannya bisa selesai diawal tahun ini.
Pembangunan terminal yang masuk dalam sisi darat, sampai 31 Desember 2017 ini progressnya sudah mencapai 85 persen. Pembangunan untuk sisi darat dimana PT BIJB menjadi pelaksana pembangunan ini, dibagi ke dalam tiga paket pengerjaan.
Paket satu yang digarap PT Adhi Karya (Persero) Tbk meliputi pekerjaan infrastruktur berupa ramp simpang susun, jalan, drainase, dan lansekap sudah rampung 100 persen. Selanjutnya di paket dua, yang meliputi pembangunan utama yakni terminal penumpang sudah mencapai 80 persen.
Paket dua dengan penyedia jasa dari KSO PT Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan (PP) Properti menggarap terminal, interior, pekerjaan facade dan atap boarding lounge. Saat ini pengembang masih fokus merampungkan atap yang menyerupai ekor merak dan atap inilah yang nantinya akan menjadi ikon bandara.
Adapun untuk paket tiga meliputi pembangunan gedung operasional yang dikerjakan PT Waskita Karya sudah mendekati sempurna yakni 92 persen. PT Waskita diberi tanggung jawab untuk mengerjakan sarana penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, ground water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara.
"Jadi saya lihat ke arah terminal semuanya sudah on progress. Secara teknis sudah tidak meragukan lagi. Diharapkan ini pada 1 Mei dioperasikan. Terminal juga sebesar ini bisa dioperasikan," kata dia.
Ia juga berharap jalan tol dan non tol yang menjadi aksebilitas menuju bandara bisa selesai seiring beroperasinya bandara. Selain itu dia juga menyampaikan dorongan untuk kerja sama operasional (KSO) bandara. Direktur Utama PT BIJB Vida Dimas Ekaputra, PT BIJB selaku pelaksana pembangunan dan pengoperasian bandara siap memenuhi agar diawal beroperasi bisa juga melayani penerbangan haji.
Menurut Virda, salah satu fasilitas yakni hadirnya lounge haji dan umroh seluas 1.300 meter persegi. Fasilitas tersebut berada di lantai dua area bandara.
Adapun untuk kesiapan lainnya seperti akses jalan non-tol, ia bersama Pemda Majalengka sudah memulai melakukan pengerjaan fisik. Akses itu mengambil jalan lurus sepanjang 1,8 kilometer. Sedangkan untuk akses tol Pemprov Jabar saat ini sedang melakukan pembebasan lahan sepanjang 3,8 kilometer dan akses tol tersebut nantinya akan terhubung langsung dengan Tol Cipali.