Ahad 07 Jan 2018 17:44 WIB

Medis Saudi Kampanyekan Vaksinasi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi vaksin flu burung.
Foto: ANTARA
Ilustrasi vaksin flu burung.

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Dokter dan siswa medis Saudi mengampanyekan vaksinasi influenza di tengah masyarakat yang sedang ragu. Dalam beberapa waktu terakhir, bermunculan informasi yang menakut-nakuti masyarakat dan tersebar di media sosial.

Tulisan-tulisan ini menyarankan agar menghindari vaksin influenza, padahal sedang musimnya. Kekhawatiran akan wabah akhirnya membuat pihak medis meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran.

Mahasiswa medis juga melakukan survei untuk mengetahui fenomena yang terjadi di masyarakat. Menurut mereka, hasil survei menunjukkan banyak penduduk salah paham tentang vaksinasi.

Sekitar 70 persen dari 1.640 responden tidak tahu keberadaan aplikasi mobile pengingat vaksinasi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Mayoritas partisipan juga mengatakan, tidak punya akses pada informasi yang benar terkait vaksinasi.

Survei ini dilakukan oleh 23 mahasiswa medis di Ibnu Sina National College for Medical Studies. Survei dan kampanye tergabung dalam tajuk "Be Aware" untuk menyebarkan info pentingnya vaksin.

Tidak hanya di Indonesia, kampanye anti-vaksin juga menyerang Saudi. Banyak informasi, termasuk dalam bentuk video yang menyebut vaksinasi bisa menyebabkan autisme.

Mahasiswa medis dan para dokter menegaskan bahwa klaim itu hanya mitos dan tidak ada bukti ilmiahnya. Kampanye anti-vaksin juga menyebut pemberian pengebal tubuh bisa membawa pada komplikasi serius.

Para spesialis kemudian mengatakan kalaupun ada efek samping, seharusnya minim dan sementara. Lebih jauh, survei menyebut 11 persen penduduk berhenti memvaksin anak mereka dan 15 persen tidak memberikan secara tepat waktu.

Meski demikian, sebanyak 93 persen responden sepakat bahwa vaksinasi penting untuk anak. Siswa medis tahun keempat yang memimpin kampanye "Be Aware", Ahmed Elbasiouny mengatakan ingin meluruskan informasi di masyarakat.

Menurutnya, kesalahpahaman ini adalah buntut dari rendahnya akses masyarakat pada sumber informasi yang benar. "Kami mengklarifikasi bahwa pencegahan itu lebih baik daripada mengobati," kata dia dilansir Saudi Gazette, Ahad (7/1).

Seorang ahli mikrobiologi, Dr Muazzam Sherif juga menyampaikan bahwa vaksinasi aman dan menyelamatkan nyawa. Sebagian besar vaksin yang beredar adalah untuk penyakit-penyakit mematikan.

Profesor dalam bidang mikrobiologi medis dan imunologi, Dr Amal Saeed menambahkan, vaksinasi sangat penting khususnya untuk anak. Menurut informasi dari World Health Organization dan Center for Disease Control and Prevention, vaksinasi juga tidak ada hubungannya dengan efek mematikan pascavaksinasi.

Di Saudi, vaksin tersedia gratis di pusat-pusat kesehatan medis setiap wilayah. Meski demikian, masih banyak orang yang pergi ke rumah sakit dan klinik swasta. "Ini karena orang-orang kurang percaya dan kurang mengerti, sehingga rumah sakit sering kali penuh oleh pasien dengan kasus ringan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement