REPUBLIKA.CO.ID, YOLA -- Sekretaris Pemerintah Negara Bagian Adamawa Umar Bindir meyakinkan pada Komisi Haji Nasional Nigeria (NAHCON) tentang komitmen pemerintah menyediakan lahan bagi pembangunan sebuah kamp haji permanen di negara bagian tersebut. Hal itu diungkapkan dalam sebua sesi interaktif dengan sejumlah pemangku kepentingan yang mengelola haji 2018.
Dilansir di The Eagle Online pada Ahad (11/3), Bindir menyebut sejak 2011, setiap jamaah haji asal Adamawa dan Taraba memberi kontribusi 5.000 naira kepada NAHCON untuk proyek tersebut. Namun, dia menilai, hingga saat ini tak ada langkah konkrit atas proyek itu.
Bindir mengatakan, tuntutannya itu merupakan komplain dari sejumlah pemangku kepentingan negara bagian Adamawa. Menurut dia, apabila NAHCON menghadapi sejumlah kendala tekait lahan, maka harus menginformasikan pada pemerintah.
Dengan demikian, dia mengatakan, pemerintah bisa berupaya menyelidiki masalah itu untuk menemukan solusi. Kendati, harus mengubah lokasi lahan untuk proyek asrama. Bindir menugaskan, sejumlah pejabat dewan kesejahteraan jamaah haji negara itu melayanani dengan ikhlas setiap latihan haji.
Kepala delegasi NAHCON Alhaji Abdullahi Sale membahas sejumlah hal, seperti, kebijakan haji yang baru saja ditetapkan pemerintah Arab Saudi, penutupan pembayaran tarif haji pada akhir bulan, pengenalan pengambilan data biometrik dari semua jamaah, dan kebutuhan penjamin setiap jamaah.
Terkait pembangunan kamp di Yola, Sale mengatakan, anggaran para jamaah masih utuh. Dia mengatakan, NAHCON segera merealisasikan proyek dan memanfaatkan anggaran tersebut.
Sekretaris Eksekutif Dewan Kemanusiaan Muslim Jamaah Adamawa, Umar Bobboyi mengatakan dewan berkeliling ke 21 wilayah di negara bagian itu untuk menyosialisasikan perkembangan haji.
Dia mengatakan, hanya 40 persen dari calon jamaah dari negara bagian Adamawa telah membayar biaya haji 2018. Sementara, dari negara bagian Taraba, hanya 30 persen yang membayar ongkos di negara bagian tersebut.