Rabu 28 Mar 2018 19:16 WIB

Menelusuri Jalur Haji Kuno di Al Serrian

Al-Serrian adalah satu jalur utama calon jamaah haji untuk menuju Makkah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji tempo dulu menggunakan angkutan kapal laut (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Jamaah haji tempo dulu menggunakan angkutan kapal laut (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, BEIJING -- Arkeolog Cina memulai penggalian jalur kuno yang dulunya diduga dipakai sebagai jalur ibadah haji. Penelitian berpusat di reruntuhan kuno wilayah pinggiran pantai yang dikenal sebagai Al-Serrian di Arab Saudi.

Jalur tersebut terletak di ujung Semenanjung Arab. Al-Serrian adalah satu dari jalur utama calon jamaah haji untuk menuju Makkah. Tempat ini memainkan peran penting sebagai penghubung ke wilayah utara.

Media lokal dilansir The News, Rabu (28/3) menyampaikan ada lima arkeolog Cina yang terlibat dalam ekskavasi. Mereka berasal dari National Center of Underwater Cultural Heritage di bawah State Administration of Cultural Heritage.

Penggalian dan penelitian akan berlangsung hingga 13 April. Menurut State Administration of Cultural Heritage, enam arkeolog Saudi akan bergabung untuk tujuan lain. Mereka akan turut mengeksplorasi reruntuhan pelabuhan Saudi di Laut Merah.

photo
Sebuah kepingan batu yang ditemukan di reruntuhan Al-Serrian, dekat Makkah, Arab Saudi.

Dengan dukungan dari pemerintah kedua negara, tim akan menggunakan peralatan teknologi canggih. Seperti pemetaan, pengambilan citra wilayah dengan drone, survei digital dan permodelan 3D selama proyek.

Kerja sama penelitian ini akan berlanjut hingga lima tahun mendatang. Pemimpin tim arkeolog Cina, Jiang Bo menjelaskan sedikit tentang rencana kerja mereka. "Menurut panduan kuno, Al-Serrian dulunya pelabuhan padat dengan banyak masjid, pasar dan permukiman," katanya.

Selama abad 13 tersebut, pelabuhan diyakini sebagai jalur utama perdagangan seperti Jalur Sutra Maritim kuno. Dokumen sejarah lokal Arab menunjukkan Al-Serrian mencapai puncak kejayaannya pada abad sembilan hingga 12.

Namun Jiang memperkirakan kemungkinan masanya lebih lama. Ini berdasarkan temuan porselen Cina yang dibuat di provinsi Fujian selama Dinasti Qing (1644-1911) di sana. "Ini artinya periode puncak bisa jadi lebih lama," kata dia.

Meski demikian, kesimpulan baru bisa diperoleh setelah penggalian usai. Laporan akhir akan dipublikasikan dalam bahasa Cina, Arab dan Inggris. Sejumlah nisan batu ditemukan di wilayah, namun kejelasan asal usulnya perlu penelitian lebih lanjut.

Sementara itu, jalur sutra maritim merupakan rute kuno yang menghubungkan Cina ke Asia Tenggara, Indonesia, India, Semenanjung Arab dan Afrika. Proyek kali ini adalah bagian dari kesepakatan kerja sama warisan budaya yang disepakati Presiden Cina Xi Jinping dan pemerintah Saudi pada 2016.

Kesepakatan ini juga menyertakan penyelenggaraan pameran artefak budaya Arab Saudi. Pameran ini menampilkan ratusan artefak dari 15 museum Saudi di Museum Nasional Cina. Pameran warisan budaya Cina juga akan digelar tahun ini Arab Saudi. Jiang mengatakan sejumlah artefak yang berhasil digali selama ekskapasi di Al-Serrian juga kemungkinan akan dihadirkan di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement