Ahad 22 Apr 2018 12:48 WIB

YLKI: Jangan Paksakan Kertajati Sebagai Embarkasi Haji

Landasan Bandara Kertajati kurang panjang untuk didarati pesawat berbadan lebar.

Foto udara landasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan pengembangan landasan pacu (runway) yang mencapai 3.000 x 60 meter di BIJB akan rampung pada Oktober mendatang.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Foto udara landasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan pengembangan landasan pacu (runway) yang mencapai 3.000 x 60 meter di BIJB akan rampung pada Oktober mendatang.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan penggunaan Bandaram Kertajai sebagai embarkasi haji jangan dipaksakan. Hal ini mengingat Mengingat panjang runway atau landasannya hanya mencapai 2.500 meter saja dan kurang panjang bila didarati pesawat berbadan lebar untuk mengangkut  jamaah haji.

“Jika melihat panjang runway Bandara Kertajati, target menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji harus dikaji ulang. Mengingat panjang runwaynya hanya mencapai 2.500 meter saja, sedangkan untuk mengangkut calon jemaah haji diperlukan pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A330 atau Boeing 777, sehingga panjang runway yang diperlukan minimal 3.000 meter,’’ kata Tulus Abadi, dalam rilisnya kepada Republika.co.id (22/4).

Dengan begitu, lanjut Tulis, demi keamanan dan kenyamanan calon jamaah haji dan juga demi keselamatan penerbangan, pemerintah jangan memaksakan diri menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji pada tahun ini. Ini sangat penting untuk menjaga keselamatan penerbangan para jamaah haji.

“Jangan hanya karena ingin pencitraan, kemudian aspek keselamatan penerbangan diabaikan. Pihak maskapai jangan dipaksa dengan rekayasa teknis, agar penerbangan bisa transit dulu di Soekarno Hatta atau Kualanamu, untuk mengisi bahan bakar. Itu hal yang tidak efisien baik dari sisi biaya dan waktu penerbangan,’’ tegasnya.

Dikatakan Tulus, jika Bandara Kertajati ingin menjadi embarkasi haji, maka Pemerintah/Kemenhub  harus memperpanjang runway terlebih dulu, minimal menjadi 3.000 meter. Tidak ada kompromi untuk aspek kenyamanan, keamanan dan keselamatan penerbangan. 

Menurutnya, memang pada saat ini pembangunan fisik Bandara Kertajati telah mendekati 100%, dan rencananya akan dioperasikan pada Mei 2018. YLKI pun pernah diundang managemen Bandara Kertajati untuk melihat progress report pembangunannya, yang waktu itu baru mencapai 84 persen pada Februari 2018.

Dari pengamatan YLKI ke Bandara Kertajati, secara umum fasilitas bandara (terminal) cukup memadai. Siap untuk menampung penerbangan domestik pada mudik Lebaran. Bahkan untuk penerbangan internasional sekalipun. Tetapi banyak infrastruktur penunjang yang belum siap.

“Selain itu, yang lebih utama adalah target Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji dan umrah. Sehingga ada akses penerbangan langsung dari Kertajati menuju Jeddah, Arab Saudi. Jika dilihat jumlah/prosentase calon jemaah haji/umrah target tersebut cukup rasional. Sebab calon jamaah haji/umrah Provinsi Jabar adalah tertinggi di Indonesia, yakni berkisar 20 persenan dari total calon jemaah haji,’’ tegas Tulus.

sumber : rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement