IHRAM.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mencatat 26 orang calon haji asal daerah itu masuk kategori risiko tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi, Senin (23/4), menyebutkan dari 773 calon haji Mataram termasuk 65 orang cadangan, teridentifikasi 26 orang risiko tinggi dengan berbagai penyakit.
"Jamaah yang masuk kategori risiko tinggi itu karena faktor penyakit antara lain jantung, diabetes dan darah tinggi," katanya.
Sebanyak 26 calon haji yang masuk kategori risiko tinggi karena penyakit itu saat ini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut oleh dokter spesialis. Usman menambahkan, selain puluhan jamaah yang masuk risiko tinggi, ada juga 252 orang calon haji yang membutuhkan pendamping karena usia lanjut dan alasan lainnya.
"Sejauh ini, jamaah yang membutuhkan pendampingan itu belum ada yang terindikasi mengidap penyakit strok dan lumpuh. Rata-rata faktor usia, namun mereka tidak memiliki penyakit berbahaya," katanya.
"Meskipun proses pengobatan dan perawatan telah dilakukan jamaah jauh-jauh hari, pihak yang berhak memutuskan jamaah boleh berangkat atau tidak hanya kantor kesehatan pelabuhan (KKP)," katanya.
Berdasarkan data yang ada, jumlah jamaah haji yang sudah memeriksakan kesehatannya sebanyak 708 orang, dan 65 orang belum datang karena berbagai alasan. "Dari 708 tersebut, jamaah yang dinyatakan sehat dan sudah masuk dalam database sebanyak 683 orang, sisanya masih dalam proses," ujarnya.
Direktur RSUD Mataram H Lalu Mahaputra yang dikonfirmasi terkait dengan pelayanan rujukan calon haji mengatakan proses pelayanan pemeriksaan calon haji tidak dilakukan secara khusus, kecuali, kondisi calon haji tersebut membutuhkan pelayanan kesehatan intensif. "Calon haji merupakan pasien rujukan dari Puskesmas dan dalam pelayanan kami memperlakukan sama dengan pasien umum lainnya," katanya.