IHRAM.CO.ID, JAKARTA Kementerian Agama (Kemenag) menunggu hasil evaluasi pelaksanaan proyek percontohan verifikasi dan stempel paspor calon jamaah haji (calhaj) Indonesia untuk menentukan kelanjutan pelayanan tersebut tahun depan. Kerajaan Arab Saudi (KSA) menawarkan pelayanan verifikasi dan stempel paspor untuk 20 persen dari 225.100 total kuota calhaj Indonesia.
"(Kelanjutan tahun depan) verifikasi dan stempel kita lihat dulu hasil uji coba tahun ini, " kata Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Kemenag Nasrullah Jasman kepada Republika, Rabu (23/5).
Pelayanan verifikasi dan stempel calhaj Indonesia akan dilakukan di dalam negeri. Pelayanan ini memangkas proses-proses yang harus dilalui calhaj Indonesia saat berada di bandara Jeddah maupun Madinah.
Selain itu, calhaj Indonesia akan diperlakukan layaknya penumpang domestik Saudi. Dengan demikian, saat turun dari pesawat, calhaj langsung menuju bus jemputan."Kalau bisa 100 persen, tentu luar biasa, sangat membantu jamaah kita," ujar dia.
Nasrullah mengatakan, selain menawarkan pelayanan verifikasi dan stempel, KSA juga melakukan pelayanan perekaman data biometrik pada 100 persen calhaj di 18 embarkasi. Untuk proses ini, ia mengatakan, pemerintah memastikan tahun depan pelayanan perekaman data biometrik berlanjut.
"Apabila data calhaj sudah terekam, maka mereka tinggal melakukan proses verifikasi dan stempel paspor di bandara Saudi. Kendati masih melakukan sejumlah proses kedatangan, tetapi perekaman data biometrik tetap mempersingkat waktu calhaj di bandara." ujarnya.
Ia menegaskan, kedua pelayanan yang ditawarkan KSA sangat membantu dan memudahkan calhaj Indonesia. Mengingat, sekitar 70 persen calhaj Indonesia adalah jamaah berisiko tinggi (risti). "Dengan adanya layanan ini, sangat-sangat membantu. Kemudain (calhaj Indonesia) tak berbaur dengan jamaah lain," ujar Nasrullah.
KSA berencana mendatangkan sejumlah peralatan untuk pelayanan rekam data biometrik, serta verifikasi dan stempel paspor calhaj Indonesia. Selain itu, KSA akan mengirim staf untuk proses tersebut.
KSA tidak membebankan biaya apapun terhadap kedua pelayanan tersebut. Untuk pelayanan rekam data biometrik, proses akan dilakukan di 18 embarkasi. Sementara pelayanan verifikasi dan stempel paspor, lokasi tengah menunggu hasil diskusi lebih lanjut, apakah di bandara atau embarkasi.
"Selain itu, Kemenag dan KSA masih merundingkan lokasi titik perekaman, yakni antara Jakarta, atau Surabaya, atau Makassar,'' tegasnya.