IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Iran berencana membangun sebuah kantor di Arab Saudi untuk melindungi jamaah hajinya. Kantor berita Iran, Iran's Islamic Republic News Agency (IRNA) melaporkan, kantor tersebut akan fokus mengurus keperluan jamaah haji.
Tahun ini, ribuan orang akan kembali terbang ke Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji. Kedua negara ini telah memutus hubungan diplomatik pada 2016 sehingga kedutaan masing-masing resmi ditutup.
Wakil Kepala Organisasi Haji Iran, Hameed Mohammadi mengatakan total jamaah dari Iran tahun ini mencapai 85.200 orang. Sementara jumlah petugas haji, termasuk pekerja kantoran, dokter, pelayanan, transportasi dan residen mencapai 3.000 orang.
Menurut Mohammadi, keberadaan kantor Iran di Saudi sangat penting dan sesuai kebutuhan. Arab Saudi belum merespons permintaan ini. Penerbangan haji pertama dari Iran akan dimulai pada 18 Juli.
"Lebih dari 75 persen jamaah haji Iran berusia di atas 50 tahun. Mereka punya kebutuhan khusus. Sebanyak 300 dokter akan menemani mereka selama perjalanan," kata Mohammadi.
Menurutnya, seperti dilansir di International Quran News Agency, kantor khusus ini akan segera diluncurkan sebelum keberangkatan haji pertama. Jamaah akan terbang dalam 576 kloter yang masing-masing terdiri dari 85-160 orang.
Jamaah akan berada di Saudi antara 28-45 hari tergantung kondisi di bandara Madinah dan Jeddah. Pada 2017, total jamaah haji berjumlah 85 ribu orang dan berangkat pada 16 Juli.
Pada 2016, Iran tidak bergabung dengan 1,8 juta jamaah haji lain dari seluruh dunia. Hubungan Iran dan Saudi memburuk akibat insiden crane yang menewaskan ratusan orang.
Pada 2015, 2.400 orang meninggal dalam tragadi Mina. Sejumlah besar diantaranya adalah warga Iran. Ini adalah tragedi terparah dalam sejarah haji. Korban berasal dari 36 negara.
Saudi mengklaim korban tewas berjumlah 770 orang. Namun, Organisasi Haji Iran menyebut jumlahnya sekitar 4.700 orang, termasuk jamaah haji Iran sekitar 460 orang.