Sabtu 30 Jun 2018 10:39 WIB

Tiga Layanan Transportasi Darat Bagi Jamaah Haji

Tiga layanan, yakni transportasi antarkota, shalawat, dan Masyair.

Rep: Novita Intan/ Red: Ratna Puspita
Bus Shalawat 24 jam melayani jamaah haji Indonesia
Foto: dok. Kemenag.go.id
Bus Shalawat 24 jam melayani jamaah haji Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) terus mempersiapkan layanan bagi para jamaah haji, termasuk transportasi darat selama di Arab Saudi. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan tiga jenis layanan transportasi darat yang bisa dinikmati jamaah ketika beribadah haji. 

Kasubdit Transportasi Haji Kemenag Subhan Cholid menyebutkan, ketiganya, yaitu transportasi antarkota perhajian, transportasi shalawat, dan transportasi Masyair. Ia juga mengatakan kualitas transportasi tersebut juga sudah ditingkatkan. 

Pertama, transportasi antar kota perhajian, yaitu: Jeddah, Makkah, dan  Madinah. “Tahun ini,  seluruh bus transportasi antar kota perhajian sudah ditingkatkan kualitasnya (upgrade)," kata Subhan dalam keterangan tulis, Sabtu (30/6).

Menurut Subhan, ada enam rute layanan ini, yakni dari bandara Madinah ke pemondokan Madinah, Madinah ke Makkah, Jeddah ke Makkah, Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, dan pemondokan Madinah ke bandara Madinah. 

Layanan antarkota perhajian ini, kata Subhan, akan disiapkan oleh tujuh perusahaan. Bus yang disiapkan paling tua diproduksi pada 2014, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Saptco (bus produksi tahun 2017 dan 2018)
  2. Rawahel (2015 sampai 2018);
  3. Rabitat Makkah (2014 sampai 2017);
  4. Dallah (2015 sampai 2018); 
  5. Al Massah (2015 sampai 2018);
  6. Al Qaid (2015 sampai 2018); dan 
  7. Hafil (2015 sampai 2018).

Kedua, transportasi shalawat. Transportasi ini disiapkan kali pertama pada 2008, saat dilakukan pembongkaran hotel sekitar Masjidil Haram. 

Waktu itu, ia mengatakan, pemondokan jemaah Indonesia yang terdekat berjarak dua kilometer sedangkan terjauh sekitar 15 kilometer. 

Sebab,  gedung yang ada di dekat Masjidil Haram harganya sangat mahal. "Karena jauh, harus disediakan bus. Saat itu, kami sewa 600bus dari perusahaan Ummul Qurra, tetapi belum ada sistem kontrol," ujarnya. 

Pada 2009, PPIH menjalin kerjasama dengan pihak Muassasah. Tahun berikutnya,  kerjasama dilakukan dengan perusahaan Saptco dan Ummul Qurra. 

Sekarang,  PPIH menjalin kerjasama dengan Perusahaan Bus Saptco dan Rawahel. "Sistem layanan transportasi bus shalawat terus diperbaiki berdasarkan pengalaman tiap tahun. Sekarang, sistem pengaturan bus shalawat sudah mapan," jelasnya. 

Ia menambahkan awalnya, hanya jamaah yang tinggal di hotel dengan jarak dua kilometer dari Masjidil Haram yang difasilitasi bus shalawat. “Sekarang, jamaah dengan jarak hotel 1,5 kilometer juga dilayani," kata dia. 

Ketiga, transportasi Masyair. Transportasi ini ada empat rute, yaitu: Makkah ke Arafah,  Arafah ke Muzdalifah,  Muzdalifah ke Mina,  dan Mina ke Makkah. 

“Transportasi Masyair menjadi tanggung jawab Organda Saudi atau naqabah," tandasnya. 

Kementerian Agama siap memberangkatkan kloter pertama jamaah haji pada 17 Juli mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement