IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Direktur IGD Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Muhammad Yanuar, mengungkapkan, hingga Kamis (19/7) pagi, KKHI telah menerima sembilan pasien rawat sejak Selasa (17/7). Dari jumlah itu, sebanyak lima pasian akan dipulangkan dan empat masih harus diobservasi ataupun dirawat.
Wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami melaporkan dari Madinah, ada dua pasien yang harus dirujuk ke RS Arab Saudi. Salah satunya mengalami trauma mata karena terkena air panas. Yang lainnya karena dikhawatirkan mengalami pergeseran atau patah tulang. “Total jumlah kunjungan ke IGD sejak kita buka tanggal 17 (Juli) total ada 24 pasien yang kita rawat jalan,” kata dia.
Jamah haji yang sempat dirawat di KKHI Madinah bersiap dipulangkan setelah menjalani perawatan Kamis (19/7).
Pasien perdana, menurutnya masuk pada Selasa (17/7) dari Kloter 1 Embarkasi Haji Solo. Ia masuk rumah sakit dengan keluhan gejala-gekala dehidrasi. Pasien kedua dari Kloter 1 Surabaya dengan gejala gangguan pernapasan.
Kasus selanjutnya, dokter di KKHI harus melakukan pembedahan untuk kaki jamaah yang melepuh. “Jemaah itu menitipkan sandalnya ke temannya di Masjid Nabawi, pada saat pulang tidak ketemu, akhirnya nyeker, tak memakai sendal hingga akhirnya melepuh,” kata dia.
Selain itu, ada juga jamaah yang mengalami gangguan hernia dan prostat. Dua orang juga dirawat terkait gangguan kejiwaan.
Sementara itu, kematian perdana jamaah haji Indonesia musim haji tahun ini terjadi di Masjid Nabawi. Seorang jamaah asal Cakung, Jakarta Timur meninggal saat tengah melaksanaka Shalat Ashar di masjid tersebut pada Selasa (18/7).
Menurut kronologis dari pendamping kesehatan daerah, jamaah tersebut bernama Sukardi Ratmo Dihardjo dan berusia 59 tahun. Ia tiba dengan Kloter 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede. Ia ditemukan dalam keadaan tak sadar pada rakaat ketiga sujud kedua Shalat Ashar. Yang bersangkutan kemudian dilarikan ke RS Arab Saudi Al Anshor.