Sabtu 21 Jul 2018 02:50 WIB

Jumlah Jamaah yang Dirawat Bertambah

PPIH kembali mengimbau jamaah menjaga kesehatan menjelang puncak haji

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Esthi Maharani
Jamaah haji Indonesia dirawat di KKHI Makkah
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Jamaah haji Indonesia dirawat di KKHI Makkah

IHRAM.CO.ID, MADINAH – Jumlah jamaah Indonesia yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah terus bertambah. Pihak tim kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) kembali mengimbau jamaah menjaga kesehatan menjelang puncak haji yang bakal ditandai dengan cuaca panas ekstrem.

 

Pada Jumat (20/7), jumlah pasine gawat darurat yang dirawat di IGD KKIH Madinah mencapai 13 orang yang terdiri dari delapan laki-laki dan lima perempuan. Sedangkan jamaah yang menjalani rawat inap sebanyak 7 orang dan empat rawat jalan. Sebanyak tiga pasien juga dirujuk ke RS Arab Saudi dan satu pasien sedang dalam observasi.

 

Sementara pada sekitar pukul 10.00 waktu Arab Saudi, Tim Mobile di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz  memeriksa seorang nenek 84 tahun dari Embarkasi Solo. Petugas kesehatan memeriksa kaki nenek dan menemukan kaki yang bengkak karena terlalu lama duduk di pesawat.

 

Ketua Tim Mobile dr. Rachmawanti, menyebutkan kasus yang biasa ditemukan di Bandara adalah jemaah mengalami kelelahan. Biasanya jemaah tampak pucat dan badan lemas. "Ini disebabkan karena jemaah selama di pesawat kurang istirahat, kurang minum karena tidak merasa haus," kata Rachmawanti, Jumat (20/7). Selain itu, gejala lainnya yang kerap mendera jamaah adalah dehidrasi.

 

Koordinator Tim Promosi/Preventif (TPP) Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi di Madinah, Dian Shinta menyatakan, perubahan cuaca, suhu, maupun kelembabannya yang ekstrim seringkali berdampak pada kekebalan tubuh. “Oleh karena itu jamaah dihimbau agar makan tepat waktu dan mengatur waktu istirahatnya,” kata Dian di Madinah, Jumat (20/7).

 

Guna menyikapi hal itu, ia meminta jamaah tetap menggunakan alat pelindung diri (APD) yang meliputi payung, sandal, kantong plastik sandal, kacamata, masker, dan botol spray berfungsi ganda sebagai botol minuman dan botol spray untuk menyemprot area wajah dan tubuh lengkap saat keluar dari pondokan Selain itu, membawa perbekalan makanan ringan seperti kurma atau roti di dalam tas yang selalu dibawa agar ketika jamaah terhambat tidak bisa kembali ke pondokan tepat waktu. “Bekal tersehut bisa dimakan untuk refill energi,” kata dia.

 

Dian juga meminta jamaah membatasi aktivitas di luar pondokan yang tak perlu seperti belanja atau jalan-jalan, terutama saat cuaca tidak baik. Jamaah juga disarankan rajin konsultasi ke petugas kesehatan kloter jika ada keluhan kesehatan. “Walaupun katanya batuk jadi hal yang wajar di Arab Saudi, tdk boleh anggap enteng. Segera konsultasi untuk penanganan lehih awal supaya tidak berlanjut sakitnya”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement