Ahad 22 Jul 2018 12:16 WIB

Musim Haji Diwarnai Gerhana Bulan

Gerhana itu diprediksi akan berlangsung selama 100 menit

Bulan masih tertutup bayangan penumbra bumi (parsial), saat gerhana bulan diabadikan dari kawasan Umbul Sidomukti, Kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang, Rabu (31/1). Cuaca mendung mengakibatkan fase terjadinya gerhana bulan total ini tidak dapat dilihat secara utuh dari lokasi ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Bulan masih tertutup bayangan penumbra bumi (parsial), saat gerhana bulan diabadikan dari kawasan Umbul Sidomukti, Kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang, Rabu (31/1). Cuaca mendung mengakibatkan fase terjadinya gerhana bulan total ini tidak dapat dilihat secara utuh dari lokasi ini.

IHRAM.CO.ID,Oleh: Erdy Nasrul, Wartawan Republika

MAKKAH — Musim haji tahun ini akan diramaikan dengan gerhana bulan total. Jamaah yang melaksanakan tawaf atau berada di sekitar Masjid al-Haram akan menyaksikan peristiwa langka sepanjang 83 tahun tersebut.

Gerhana itu diprediksi akan berlangsung selama 100 menit, sebagaimana disampaikan anggota persatuan ilmuwan antariksa dan falak Arab Saudi Dr Khalid as-Za’aq, kepada al-‘Arabiyah pada Sabtu (21/7).  Dalam sebuah kesempatan, dia menyampaikan peristiwa langka itu akan berlangsung pada Jumat (27/7).

“Ini adalah gerhana bulan terpanjang sejak 83 tahun,” katanya.

Dia juga menjelaskan, separuh belahan dunia akan menyaksikan gerhana dengan beragam. Beberapa negara akan menyaksikan gerhana total seperti di Saudi. Khalid memperkirakan gerhana akan berlangsung pada pukul 9.24 malam dan berakhir pada pukul 1.19 pagi waktu Saudi.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi H Dasir Mengatakan peristiwa alam ini tak dapat dihindari. Masyarakat pasti akan menyaksikan sunnatullah tadi. Namun, pihaknya mengimbau para petugas haji di Arab Saudi untuk tidak melalaikan tanggung jawabnya.

"Pelayanan dan perlindungan harus terus berjalan, sehingga jamaah dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan sempurna," katanya pada Ahad (27/7).

Khoirizi berharap semoga sunnatullah ini tidak berdampak pada pelayanan dan rutinitas jamaah. Petugas tetap pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jamaah. Sementara para haji (hujjaj) tetap fokus menjalankan rutinitasnya untuj mencapai predikat haji mabrur.

Media Harper’s Bazaar beberapa waktu lalu memberitakan peristiwa yang sama yang diprediksi akan menjadi yang terpanjang selama abad ke-21. Gerhana bulan ini akan bisa dilihat secara sempurna di Afrika Timur dan Asia Tengah. Di beberapa wilayah lainnya, gerhana tersebut juga akan terlihat, tetapi tidak sempurna, seperti di Afrika Barat, Asia Timur, Amerika Selatan, Eropa, dan Australia.

Mars juga akan terlihat sangat besar dan terang di langit malam itu. Ini merupakan jarak terdekat Mars dengan Bumi dalam 15 tahun. Jadi, di samping gerhana bulan, warga dunia juga bisa menyaksikan penampakan planet merah itu.

Sementara itu, beberapa wilayah di dunia yang tidak bisa menyaksikan fenomena alam ini di antaranya Amerika Utara dan Kutub Utara. Namun, bagi yang tidak bisa menikmatinya langsung masih bisa menyaksikannya secara daring.

Virtual Telescope Project akan mulai menayangkan proses berlangsungnya gerhana bulan secara langsung di internet pukul 18.30 UTC. Selain itu, situs timeanddate.com akan mulai menayangkan lebih cepat pada 18.00 UTC pada tanggal 27 Juli.

Dalam beberapa tahun terakhir, warga dunia dihebohkan dengan fenomena alam yang terjadi hampir berdekatan, yaitu gerhana bulan dan matahari. Peristiwa yang pertama terjadi saat bayangan bumi menutupi penampang bulan. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan.

Peristiwa alam ini dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Ketika gerhana bulan berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahuinya dianjurkan untuk mendirikan salat gerhana (khusuf).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement