IHRAM.CO.ID, Laporan wartawan Republika.co.id Fitriyan Zamzami dari Saudi
MADINAH - Direktur Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC), Gunawan, menuturkan, para importir di Arab Saudi telah menimbun stok untuk kedatangan jemaah haji Indonesia. Hal itu untuk persediaan tiga hingga empat bulan sebelum musim haji.
"Kita sudah koordinasi dengan importir beberapa pekan, pada 8 dan 12 Juli 2018, dipimpin Pak Konjen (Hery Saripudin)," ujar Gunawan dalam keterangannya, Ahad (22/7).
Ia juga mengiyakan, perihal tertahannya sejumlah kecap yang diimpor dari Indonesia di bea cukai Arab Saudi. Gunawan mengatakan, kecap yang tertahan biasanya muncul karena biasanya belum terdaftar secara resmi di Food and Drug Authority (SFDA) dan juga di Saso, Arab Saudi.
"Kejadian kecap tertahan di custom biasnya mereka disupport dari luar Arab Saudi yang kemungkinan belum terigester di SFDA dan Saso dan juga belum punya importir di Arab Saudi," ujar dia.
Sebelumnya, Manajer Operasional Katering Al Ahmadi, Muhammad Hasyim Yahya, mengatakan, salah satu tantangan dari operasional itu adalah menyiapkan bumbu khas Indonesia yang disyaratkan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi.
Ia mengatakan, sedara khusus kesulitan mendatangkan kecap-kecap manis buatan Indonesia untuk meracik makanan-makanan tersebut. Dia juga mengakui sulitnya mendatangkan kecap Indonesia ke Arab Saudi.
Ia menuturkan, paket yang diimpor dari Tanah Air sudah tiba di Arab Saudi. Kendati demikian, penjemputannya terkendala ijin Kerajaan Arab Saudi. “Sudah ada di Saudi, tapi tidak bisa keluar pelabuhan, sudah 4 bulan ini belum bisa keluar,’’ kata dia di dapur perusahaannya di Al Aziziah, Madinah, Rabu (18/7). Sementara ini, ia terus berupaya membuat masakan perusahaannya sesuai cita rasa Tanah Air.