Senin 23 Jul 2018 09:31 WIB

Jangan Tertipu di Tanah Suci

Penipu biasanya berbicara dengan bahasa daerah jamaah.

Sejumlah jamaah haji Indonesia berkumpul di kawasan Masjid Ijabah Madinah untuk selanjutnya berjalan bersama menuju Masjid Nabawi.
Foto: Antara/Maha Eka Swasta/ca
Sejumlah jamaah haji Indonesia berkumpul di kawasan Masjid Ijabah Madinah untuk selanjutnya berjalan bersama menuju Masjid Nabawi.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami, Wartawan Republika di Madinah, Arab Saudi

MADINAH -- Berada di Tanah Suci bukan berarti jamaah haji Indonesia tak harus waspada terhadap potensi-potensi kriminalitas. Penipuan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab adalah salah satu yang mesti diwaspadai jamaah.

Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Madinah PPIH Arab Saudi Maskat Ali Jasmun menuturkan, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan jamaah untuk mengecilkan risiko tertipu di Tanah Suci. “Jangan langsung percaya dengan orang-orang yang menawarkan bantuan kembali ke hotel atau ke tempat-tempat belanja murah,” kata Maskat di Madinah, Ahad malam (22/3).

Menurutnya, para penipu ini punya banyak cara mengelabui mangsa mereka. Mereka biasanya sudah mengamati ciri-ciri rombongan berdasarkan daerahnya. Sebab itu, jangan langsung percaya bila ada orang asing menggunakan bahasa lokal jamaah bersangkutan dan menawarkan bantuan.

“Dia menyasar yang setipe bahasanya. Misal cari yang berbahasa Lombok, Makassar, atau Aceh, dan lainnya. Terkadang orang kalau didekati secara sopan dengan bahasa daerahnya mudah percaya,” kata Maskat.

Jamaah sebaiknya mencari bantuan pada petugas haji yang berjaga-jaga di Masjid Nabawi. Para petugas itu bisa dikenali dengan seragam celana hitam, kemeja putih, rompi hitam, kartu tanda pengenal, atau bendera merah putih yang menempel di rompi dan lengan kemeja.

Jamaah juga sebaiknya tak bepergian membawa uang dalam jumlah besar. Selain itu, jamaah juga cukup bepergian membawa kartu hotel, selalu mengenakan gelang, dan tak perlu membawa dokumen atau kartu identitas diri yang penting-penting. Yang tak kalah penting, jamaah sebaiknya selalu pergi secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok ketimbang sendirian.

Sejauh ini, menurut Maskat, Seksi Linjam Daker Madinah mencatat sedikitnya tiga kasus penipuan yang dilaporkan. Modus mereka menawarkan bantuan sebagai penunjuk arah ke hotel.

"Pura-pura bantu jamaah yang kesasar, diantarkan pakai mobil. Pandai sekali menggunakan bahasa yang sama, tapi ujung-ujungnya ambil uang jamaah," kata Maskat.

Satu jamaah juga melaporkan kasus penipuan namun ada kemungkinan yang bersangkutan kehilangan hartanya karena kesalahan pribadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement