IHRAM.CO.ID, SINGAPURA -- Muslim muda Singapura disebut banyak yang menempati daftar tunggu ibadah haji dari negara tersebut. Pemerintah Arab Saudi pun menambah jumlah kuota calon jamaah haji (calhaj) asal Singapura.
Singapura adalah negara multikultural yang terletak antara Malaysia dan Indonesia di Kepulauan Melayu. Sekitar 14 persen dari 5,89 juta total penduduknya, adalah Muslim. Mereka mayoritas adalah Muslim-Melayu.
Dilansir di Arab News pada Selasa (24/7), Kantor Urusan Jamaah Singapura (SPAO) mengadakan pengarahan pra-keberangkatan tahunan pada 7 Juli lalu. Sebab, sebanyak 900 calhaj asal Singapura akan bertolak ke Tanah Suci tahun ini. Pengarahan itu bertujuan untuk mempersiapkan calhaj menghadapi berbagai tantangan selama di Tanah Suci.
Apabila membandingkan dengan tahun lalu, jumlah itu meningkat 50 calhaj, daripada sebelumnya yakni 850 kuota. Sebanyak 90 persen dari kuota yang berangkat tersebut adalah calhaj yang pertama kali berhaji.
SPAO adalah badan pemerintah yang menangani masalah Muslim di Singapura. SPAO berada satu atap dengan Dewan Agama Islam Singapura (Muis) dalam masalah mengurusi haji.
Paket haji di Singapura berkisar antara 5.128 dolar Singapura hingga 8.430 dolar Singapura. Sebagai salah satu kota termahal di dunia, Singapura memiliki pendapatan rumah tangga rata-rata 6.600 dolar Singapura per bulan, tertinggi di Asia Tenggara. Sebagian besar Muslim di Singapura, menikmati kenyamanan hidup kota modern itu.
Direktur Eksekutif SSA Grup Affandi Salleh menceritakan, dia sudah dua kali berhaji, yakni pada 1983 dan 2017. Ia mengatakan, berdasarkan pengalamannya, banyak Muslim muda menunaikan ibadah haji. “Sekitar 10 hingga 20 persen dari calhaj, (berusia) lebih muda dari 40 tahun,” kata Salleh.
Ia mengatakan, berhaji membantunya memiliki keseimbangan spiritual dalam hidup. Ia pertama kali berhaji saat berusia 23 tahun dan belum menikah. “Menurut saya, ya, orang Singapura muda, bahkan dari 1983 hingga sekarang, ingin melakukan haji,” ujar dia.
Untuk diketahui, kebanyakan Muslim Singapura memiliki daya beli tinggi dan menghabiskan lebih banyak uang selama haji. Bahkan, mereka cenderung memilih menginap di hotel mewah, dekat Masjidil Haram. Salleh mengungkapkan, dia menghabiskan sekitar 1.400 dolar AS untuk membeli cindera mata dan hadiah selama perjalanan haji terakhirnya.
Penulis dan penerbit buku Helang, Hidayah Amin menantikan waktunya bisa berhaji. Ia mengaku tak kunjung mendapat kuota haji karena otoritas mempriotitaskan orang-orang tua.
Kendati demikian, Amin mengaku sudah dua kali melakukan ibadah umrah. Ia beranggapan, saat ini banyak pemuda Singapura memilih umrah daripada haji karena alasan biaya. Untuk beribadah umrah, calon jamaah Singapura cukup mengeluarkan biaya 3.500 dolar Singapura. “Lebih murah dari haji dan tidak perlu visa haji. Oleh karena itu lebih mudah untuk pergi,” ujar Amin.
Muslim Singapura yang bekerja di layanan masyarakat bisa mengmbil cuti sebulan untuk beribadah haji atau umrah. “Paket saya termasuk menginap di Hilton, yang saya anggap mewah,” kata Amin.
Sementara itu, seorang penulis Siraj Aziz baru saja melakukan ibadah umrah. Ia melihat ibadah haji dan umrah lebih menarik bagi orang-orang berusia muda, terutama untuk eksplorasi diri dan agama.