Rabu 25 Jul 2018 15:47 WIB

Musim Haji Sumber Rezeki Pedagang di Asrama Haji

Musim haji membawa keuntungan tersendiri bagi pedagang musiman.

Rep: MgROL107/ Red: Ani Nursalikah
Pedagang musiman di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Mereka menyediakan berbagai perlengkapan haji.
Foto: Republika/MgROL107
Pedagang musiman di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Mereka menyediakan berbagai perlengkapan haji.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah ramainya calon jamaah haji yang berdatangan untuk menginap di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, ada keuntungan tersendiri bagi pedagang musiman perlengkapan haji. Toko yang menjual berbagai suvenir dan perlengkapan haji berderet di halaman asrama.

Salah satunya adalah milik sepasang suami istri Titin (45 tahun) dan suaminya Edi (51). Pemilik toko Titin ini menggelar lapak dagangannya di pinggir halaman asrama.

“Saya dan suami mencari rezeki berjualan disini saat musim haji. Alhamdulillah lumayan ramai,” ujar Titin, beberapa waktu lalu.

Titin sudah berjualan di Asrama Haji Pondok Gede selama tujuh tahun. Titin menyiapkan perlengkapan untuk calon jamaah haji yang mungkin perlengkapannya masih ada yang kurang.

Perlengkapan yang ia jual, mulai dari sandal, baju koko, sajadah, jilbab, dan perlengkapan lainnya. “Perlengkapan yang paling banyak dicari, yaitu sandal, kaos kaki dan barang kecil lainnya. Kalau baju koko atau sajadah tidak begitu banyak yang mencari,” katanya

photo
Pedagang musiman di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Mereka menyediakan berbagai perlengkapan haji. Foto: Republika/MgROL107

Titin menjual berbagai perlengkapan haji tersebut mulai harga Rp 12 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Selain perlengkapan tersebut, Titin juga menyiapkan berbagai macam makanan dan oleh-oleh untuk dibawa pulang jamaah nantinya.

Jamaah juga bisa memesan oleh-oleh itu sebelum berangkat karena isi koper bawaan dibatasi. Mereka pun tidak perlu bingung mencari oleh-oleh lagi.

Titin menjelaskan, lapak jualannya dibuka selama 24 jam. Dia bergantian berjaga dengan suaminya. Dia menjaga di siang hari dia dan suaminya di malam hari. Untuk omzet per hari Titin bisa meraup lebih dari Rp 3 juta.

Omzet itu hanya ia peroleh di musim haji saja. Di hari biasa (umrah/manasik), dia buka hanya Sabtu dan Ahad. Penghasilan juga tidak sebanyak ketika musim haji.

“Saya diberi tahu di sana cuaca sangat panas. Berhubung saya belum punya topi, saya langsung mencari ke toko yang dekat asrama” ujar salah satu jamaah kloter enam Sri Ningsih (48).

Dia juga membeli kaos kaki dan sandal karena dua barang tersebut sudah masuk ke dalam koper dan sudah tidak bisa dibongkar karena sudah harus berangkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement