IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 70 ton obat-obatan untuk jamaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci. “Pada musim haji tahun ini Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 70 ton obat-obatan untuk jamaah,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati dalam keterangan tertulis pada wartawan, Rabu (25/7).
Ia menjelaskan obat-obatan tersebut terbagi, masing-masing 20 persen untuk Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah dan 80 persen untuk KKHI Makkah, termasuk Armina. Kendati demikian, apabila diperlukan, obat-obatan di Makkah bisa sewaktu-waktu dikirim ke Madinah.
Widyawati menjelaskan obat-obatan yang tersedia di depo farmasi KKHI, terdiri dari 22 kelas terapi, di antaranya adalah obat-obatan antihipertensi, anti-alergi, anti-infeksi, antivirus, antijamur, antiparkinson, obat pengencer darah, dan lain-lain. Sementara itu, obat yang paling banyak disiapkan oleh KKHI Madinah adalah analgetik nonnarkotik, yaitu obat-obat yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, ketersediaan antibiotik juga cukup banyak jumlahnya.
Widyawati mengatakan, setiap tahun, Kemenkes menyiapkan paket perbekalan kesehatan untuk jamaah haji. Paket itu terdiri dari dua lembar masker kain, satu kotak masker sekali pakai berisi 50 lembar, satu botol penyemprot air ukuran 500 mililiter (ml), 10 bungkus oralit, satu balsem, lima lembar plester, empat lembar tisu basah untuk mandi, dan satu kantong paket untuk membungkus perlengkapan tadi. Semua barang-barang itu diberikan kepada jamaah di masing-masing embarkasi.
Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi Melzan Dharmayuli mengatakan, selain untuk jamaah, petugas kesehatan yang mendampingi kloter (TKHI) dibekali dengan obat-obatan. Untuk tahun ini, paket obat untuk petugas sebanyak 511 paket.
Jumlah itu lebih banyak daripada jumlah kelompok terbang (kloter), yaitu 507 kloter. Kelebihan paket obat sengaja dilakukan untuk mengantisipasi adanya penambahan kloter gabungan.
Jenis obat atau perbekalan kesehatan yang dibawa oleh TKHI, yakni antibiotik, analgetik, obat sakit perut, obat anastesi, obat jantung, antihipertensi, konstipasi atau sulit buang air besar, oralit, dan obat-obatan psikotropik, serta obat anti-alergi. Melzan meminta jamaah dan petugas tidak perlu cemas kekurangan obat-obatan.
“Bila obat-obatan tersebut sudah habis, TKHI dapat meminta di depo farmasi yang ada di klinik kesehatan haji Indonesia di Madinah,” ujar dia.
Kepada jamaah haji yang memiliki risiko tinggi, Melzan berpesan agar teratur minum obat. Ia juga meminta jamaah tersebut membatasi aktivitasnya. Untuk jamaah yang terserang batuk, ia mengimbau banyak minum air untuk mengurangi frekuensi batuk.
"Banyak minum penting bagi jamaah haji yang batuk. Tapi semua jamaah harus banyak minum, mengingat suhu udara yang tinggi dengan kelembaban rendah," kata Melzan.