REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Penting bagi jamaah haji untuk selalu waspada pada lingkungan sekitar, termasuk kondisi cuaca. Karena itu, informasi cuaca selalu masuk dalam sistem pelayanan di aplikasi-aplikasi haji dan disediakan langsung oleh pemerintah Saudi.
Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan Arab Saudi telah menerbitkan panduan elektronik untuk para jamaah haji pada Selasa (30/7). Dilansir Arab News, panduan tersebut berisi saran mengenai kondisi cuaca dan lingkungan.
Panduan tersedia dalam tiga bahasa yakni Arab, Inggris, dan Urdu sehingga informasi tersebut dapat menjangkau sebagian besar peziarah. Panduan diterbitkan bersamaan dengan peresmian pusat media di Observatorium Mina oleh Menteri Lingkungan, Air dan Pertanian Abdulrahman bin Abdulmohsen Al-Fadhli.
Menurut informasi, suhu Saudi bisa mencapai 50 derajat Celcius saat puncak haji. Hal tersebut menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh jamaah agar dapat mempersiapkan diri demi menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
Pemerintah Indonesia juga meluncurkan aplikasi haji yang mencakup kebutuhan jamaah. Aplikasi Smart Hajj atau Haji Pintar ini diluncurkan oleh Kementerian Agama pada 2016. Dilansir Al Bawaba, dengan memasukan informasi penerbangan jamaah bisa mengetahui akomodasi yang disediakan untuk mereka.
Mulai dari hotel hingga menu makanan. Kedepannya, aplikasi akan dikembangkan agar dapat bersifat personal dan memuat informasi pribadi seperti yang terekam dalam gelang haji mulai dari biodata hingga rekam kesehatan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengatakan sejauh ini belum ada kasus epidemi atau penyakit di kalangan peziarah. Kementerian mengatakan mereka fokus pada langkah-langkah kesehatan preventif dan menindaklanjuti perkembangan kesehatan secara global.
Kementerian bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan kesehatan internasional. Sejauh ini, jumlah peziarah yang datang ke pusat kesehatan dan mendapat layanan pencegahan medis telah mencapai 480.794 sejak 14 Juli.