IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Seperti tahun-tahun sebelumnya, jamaah haji Indonesia disuguhi makanan sambutan setibanya di Bandara King Abdulaziz Jeddah. Mengingat hidangan yang harus disediakan ribuan jumlahnya, menjaga kualitas bukan perkara mudah.
Tim Media Center Haji (MCH) diajak menengok proses tersebut oleh Kepala Seksi Katering Daker Bandara, Sukaidi, akhir pekan ini. Lokasinya, di dapur perusahaan Modern Food yang dipercaya menyediakan dua per tiga makanan untuk jamaah yang tiba dan nantinya pulang melalui Jeddah.
Usamah al Khattab, pengelola usaha itu menuturkan, mereka biasanya bersiap dua jam sebelum jadwal kedatangan jamaah. Saat itu, daging-daging ayam yang sudah diungkep dikeluarkan dari lemari pendingin dan digoreng. Ada empat wajan penggorengan berbentuk bak dalam dapur perusahaan tersebut.
Para pekerja menyiapkan makanan penyambut jamaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah, akhir pekan lalu. Sebanyak 7.000 hingga 9.000 paket makanan harus disiapkan setiap harinya untuk menuhi kebutuhan jamaah.
Sementara ayam digoreng, ada juga juru masak yang menyiapkan sayur-sayuran untuk paket katering jamaah Indonesia. Selepas makanan siap, mereka langsung dimasukkan dalam kotak makanan dari alumunium bersama nasi yang telah dimasak sebelumnya beserta puding dan buah.
“Saya sudah punya sistem kerja yang rapi sehingga menyiapkan makanan untuk jamaah Indonesia tak begitu berat,” kata Usamah yang aslinya warga Mesir tersebut.
Setelah siap, paket-paket makanan dimasukkan dalam penghangat sembari menanti dibagikan kepada jamaah dalam bus-bus menuju Makkah. Ayam goreng racikan Usamah dan para pegawainya itu rasanya renyah. Gurih dengan sedikit rasa pedas dalam bumbunya.
Buat lidah orang Indonesia, rasa itu tak begitu asing. “Resepnya rahasia,” kata Usamah sembari tertawa.
Usamah menuturkan, sudah mencoba berbagai resep dalam 30 tahun kariernya di dunia kuliner. Yang disajikan untuk jamaah Indonesia, kata dia, adalah campuran yang terbaik.
Sebanyak 50 karyawan ia pekerjakan bergantian dalam dua shift sepanjang 24 jam. Hal ini karena kedatangan jamaah Indonesia memang tak ada hentinya sampai 16 Agustus 2018 nanti. Selain itu, perusahaan tersebut juga ikut memasok makanan untuk jamaah negara-negara lain, seperti Pakistan dan Filipina.
John Lamusu (25 tahun), seorang keturunan Minahasa-Sunda adalah salah satu pekerja tersebut. “Alhamdulillah, saya senang bisa ikut melayani jamaah Indonesia,” kata John yang tahun ini juga berencana ikut berhaji tersebut. Di dapur, ia bekerja dari pekerja lain dari berbagai negara seperti Yaman dan Mesir.
Setelah gelombang kedua jamaah Indonesia pungkas, John menuturkan akan bertolak ke Makkah untuk memasak dari sana. Saat puncak haji, sebab sudah dua tahun bekerja di Saudi, John bisa meminta cuti untuk berhaji di Arafah.
Menurut Sukaidi, sejauh ini perusahaan Usamah belum pernah terlambat membagikan makanan ke jamaah Indonesia. “Mudah-mudahan begini terus sampai akhir musim haji,” kata dia.