IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Penanganan kesehatan jamaah haji menjadi tantangan tersendiri bagi otoritas medis Arab Saudi. Sebagian besar dari hampir tiga juta jamaah adalah kalangan lanjut usia. Banyak diantaranya merupakan penderita penyakit berat sehingga perlu perhatian lebih.
Dilansir di Arab News, Ahad (19/8), memberikan perawatan kesehatan kepada jamaah yang datang dari seluruh dunia merupakan tantangan utama. Saudi bersiap dengan menyediakan aksesibilitas perawatan kesehatan lengkap dan sepanjang waktu.
Banyak jamaah, terutama orang lanjut usia yang berasal dari kondisi iklim yang berbeda, jatuh sakit begitu mendarat di Tanah Suci. Iklim kering dan panas membuat kondisi kesehatan mereka memburuk hingga akhirnya tidak bisa melakukan ibadah haji
Kementerian Kesehatan Saudi telah mengerahkan 29.495 tenaga medis selama musim haji untuk mengawasi jamaah. Rencana perawatan kesehatan meliputi tindakan pencegahan, pengendalian infeksi untuk menanggapi kondisi darurat hingga perawatan kesehatan intensif seperti operasi, cuci ginjal, dan persalinan.
Kerajaan Saudi juga mengerahkan helikopter dalam keadaan darurat untuk mengangkut jamaah ke rumah sakit terdekat. Hingga saat ini, Kementerian telah memindahkan 23 pasien dengan helikopter karena tidak dapat pindah dari rumah sakit di Madinah ke Arafah dalam iring-iringan ambulans.
Seorang pensiunan polisi dari Kepolisian Delhi, India, Mohammed Ayub Khan mengatakan penanganan medis yang diberikan oleh Arab Saudi sangat baik. Ia berterima kasih karena tim medis Saudi telah membantunya menjadi seorang kakek.
"Meskipun kami tegang ketika menantu perempuan saya mengalami persalinan yang tiba-tiba, namun, ia mampu melahirkan bayi perempuannya dalam kondisi normal di rumah sakit di Makkah," kata dia.
Pria yang berasal dari distrik Nuhu di wilayah Mewat di Haryana di India ini berhaji bersama dengan keluarga termasuk menantu perempuannya yang berusia 24 tahun. Menantunya tiba-tiba merasakan kontraksi padahal belum diprediksi melahirkan di Tanah Suci.
Menurut Kementerian, delapan jamaah yang melahirkan bayi mereka selama mereka saat tinggal di kota-kota suci. Dalam kasus lain, jamaah Pakistan berusia 54 tahun yang sebelumnya menjalani operasi jantung di Pakistan tiba-tiba mengalami masalah jantung ketika ia tiba di Kerajaan.
Kondisinya memburuk ketika dia dirawat di rumah sakit. Dia didiagnosis mengalami penyumbatan di dua dari tiga arteri jantungnya. Ini membuat darah mengalami pembekuan sehingga tidak dapat mengalirkan oksigen ke tubuhnya.
King Abdullah Medical City melakukan operasi kritis pada pasien tersebut dan sistem arteri buatan ditanamkan padanya. Sejak musim haji dimulai, kementerian telah melakukan 10 operasi jantung dan 197 operasi jantung lainnya, 500 operasi besar dan kecil juga 1.300 dialisis ginjal.
Tahun ini kementerian telah menempatkan sebuah rumah sakit mobile dengan delapan tempat tidur di Arafah untuk pertama kalinya. Rumah sakit ini untuk menangani kasus-kasus mendesak di tempat itu sendiri sampai pengaturan rujukan selesai.