Rabu 29 Aug 2018 11:31 WIB

Tak Ada Anggaran Kargo Lebihan Barang Jamaah

Jamaah harusnya berpatokan pada bobot barang bawaan yakni 32 kg untuk masuk bagasi.

Banyak jamaah haji Indonesia mengabaikan ketentuan barang bawaan saat akan berangkat pulang ke Tanah Air di Bandara King Abdulaziz, Jeddah Senin (27/8) pagi. Akibatnya, selain harus membongkar bawaan, banyak barang jamaah juga tercecer.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Banyak jamaah haji Indonesia mengabaikan ketentuan barang bawaan saat akan berangkat pulang ke Tanah Air di Bandara King Abdulaziz, Jeddah Senin (27/8) pagi. Akibatnya, selain harus membongkar bawaan, banyak barang jamaah juga tercecer.

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyatakan tahun ini tidak ada alokasi anggaran untuk membayar kargo jamaah. Pada penyelenggaraan haji sebelumnya, panitia mempunyai satu tugas khusus, yaitu mengurus barang-barang jamaah yang dibongkar dan tercecer di bandara udara.

 

Pada 2013, barang tersebut dikumpulkan di Asrama Haji Jeddah yang sudah ada sejak lama. Di bangunan tua itu biasanya barang bawaan jamaah menumpuk dan menyesaki ruangan-ruangan. Barang tersebut dikirimkan kepada jamaah melalui kargo. “Sekarang anggaran difokuskan untuk hal lain,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali di Syisyah Makkah pada Rabu (29/8).

 

Sejak tahun ini jamaah haji harus bijak dan kreatif menyiasati keadaan. Mereka harus berpatokan pada peraturan penerbangan yang membatasi bobot barang bawaan sebesar 32 kilogram untuk masuk bagasi. Penerbangan juga membatasi cairan yang masuk ke pesawat sebanyak 100 mililiter. Lebih dari itu cairan akan dibuang.

 

photo
Air zamzam yang dibungkus lakban oleh jamaah haji untuk dibawa pulang ke Tanah Air

Kalau ingin membawa oleh-oleh lebih banyak ke Tanah Air, maka jamaah harus menggunakan jasa kargo. Mereka siap mengantarkan barang bawaan hingga ke rumah dengan tarif tertentu. Jamaah bisa menanyakan keberadaan kargo kepada petugas haji.

 

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Khoirizi H Dasir mengatakan anggaran pengiriman barang kelebihan muatan tadi tidak sedikit. Jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Tahun ini dana yang biasanya dimanfaatkan untuk kargo tadi dialokasikan untuk hal lain seperti kesehatan, akomodasi, transportasi, katering, dan banyak lagi.

 

Dia memperkirakan sekitar 50 persen barang bawaan jamaah selama ini dicermati, bahkan dibongkar karena berlawanan dengan aturan penerbangan. Ada saja jamaah yang nekat membawa air zamzam berlebih, dan berbagai komoditas yang menambah beban bawaan.

 

Hal tersebut mengganggu kenyamanan dan kelancaran penerbangan. Jamaah di belakangnya yang seharusnya sudah diperiksa, menjadi harus menunggu lama. Stress dan lelah dirasakan jamaah lainnya.

 

Waktu pemeriksaan jamaah dalam satu kelompok terbang yang seharusnya hanya memakan waktu satu jam, menjadi lebih lama. Akibatnya, waktu lepas landas pesawat pun terganggu. Hal ini juga berdampak buruk terhadap penerbangan berikutnya. “Jadi efeknya panjang. Tolong jamaah pahami hal ini dengan baik,” kata Khoirizi.

 

photo
Petugas haji melakukan sweeping barang bawaan jamaah di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah

Proses pemulangan jamaah bermula dari pemberitahuan tim daerah kerja kepada maktab dengan surat. Pihak maktab kemudian menyiapkan bus. Petugas pelayanan perpulangan jamaah kemudian memeriksa koper jamaah yang akan dimasukkan bagasi 48 jam sebelum perpulangan. Barang tersebut kemudian dibawa ke bandara dan dimasukkan ke bagasi pesawat.

 

Bus kemudian datang ke penginapan menjemput jamaah. Kalau sudah datang, bus tak dapat ditukar dan harus ditumpangi. Jamaah kemudian naik dan duduk di dalam bus per rombongan. Satu rombongan terdiri atas 40 orang.

 

Dokumen perjalanan mereka diperiksa. Kalau sudah siap, bus akan jalan mengatarkan jamaah ke bandara sekitar tujuh jam sebelum waktu keberangkatan pesawat.

 

Sesampainya di bandara, bus akan menurunkan penumpang di plaza. Mereka menjalani pemeriksaan bea-cukai (custom). Di sini barang bawaan jamaah kerap dibongkar. Ada yang berupa mainan, pakaian, dan makanan.

 

Air zamzam paling banyak dibuang. Jamaah biasa membawanya dengan botol yang ditutupi lakban atau kain dengan alasan agar tertutupi dan tidak diketahui. Namun, mesin pemeriksaan bandara Jeddah ternyata mampu mendeteksi barang-barang yang dilarang masuk pesawat, sehingga dibongkar dan dibuang. Jamaah biasanya hanya pasrah dan diam menyaksikan barang bawaannya diacak-acak petugas bandara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement