Selasa 04 Sep 2018 14:28 WIB

KPHI: Ada 15 Jamaah Belum Disafari Wukufkan dan Dibadalkan

Jamaah yang tidak disafari wukuf dan dibadalkan itu sudah berada di Arab Saudi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Pos Kesehatab Haji Indonesia di Arafah. Jamaah yang sakit akan diikutkan safari wukuf saat pelaksanaan wukuf di Arafah.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Pos Kesehatab Haji Indonesia di Arafah. Jamaah yang sakit akan diikutkan safari wukuf saat pelaksanaan wukuf di Arafah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) menilai secara umum penyelenggaraan ibadah haji tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Dilihat dari aspek akomodasi, konsumsi dan transportasi secara umum bagus. Hanya saja masih ada persoalan yang perlu ditindaklanjuti oleh penyelenggara ibadah haji.

"Jamaah yang sakit dalam temuan saya ini ada sejumlah jamaah yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ini tidak disafari wukufkan dan tidak dibadalkan," kata Komisioner KPHI, Syamsul Maarif kepada Republika.co.id, Selasa (3/9).

Menurut Syamsul, ini temuan besar. Dalam hal ini pemerintah dinilai agak lalai. Karena jamaah yang tidak disafari wukufkan dan dibadalkan sudah berada di Arab Saudi. Posisi jamaah haji tersebut juga ada di KKHI, bukan di Rumah Sakit (RS).

Ia menerangkan, ditemukan sebanyak 15 orang jamaah haji di KKHI tidak disafari wukufkan dan dibadalkan. Oleh karena itu KPHI meminta perhatian khusus penyelenggara ibadah haji. Jika tahun depan 15 orang jamaah haji ini dinyatakan sehat, maka harus diberi kesempatan berangkat haji lagi. "Tapi jika tidak sehat maka pemerintah masih punya kewajiban untuk membadalkan orang tersebut," ujarnya.

Syamsul menjelaskan, mestinya 15 orang jamaah haji tersebut disafari wukufkan. Kalau jamaahnya tidak bisa melaksanakan safari wukuf maka harus dibadalkan karena itu hak mereka. Karena itu, ia mengatakan, pemerintah harus bertanggungjawab di tahun yang akan datang.

Salah satu penyebab mereka tidak disawari wukufkan, Syamsul mengatakan, secara medis menurut analisa dokter mereka tidak layak disafari wukufkan. Walau standar dokter ini masih bisa diperdebatkan. Tapi 15 jamaah haji tersebut juga tidak dibadalkan karena tidak ada tenaga untuk membadalkan mereka.

"Oleh karena itu kami minta ke pemerintah, saran saya secara pribadi jika orang tersebut sudah sehat pemerintah punya kewajiban untuk memberangkatkannya. Jika orang tersebut dinyatakan sakit permanen maka pemerintah punya kewajiban untuk membadalkan," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement