Senin 24 Sep 2018 14:27 WIB

Petugas Haji Indonesia Bekerja dengan Sistem yang Tertata

Cara-cara petugas haji memberikan pertolongan agak berbeda dengan negara-negara lain

Sejumlah petugas kesehatan Arab Saudi melayani jamaah dari berbagai negara termasuk Indonesia
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Sejumlah petugas kesehatan Arab Saudi melayani jamaah dari berbagai negara termasuk Indonesia

Laporan Wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami dari Madinah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Tahun ini, tim kesehatan PPIH Arab Saudi juga mendapat tiga penghargaan. Di antaranya dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Makkah, kemudian Dirjen Pelayanan Kesehatan di Madinah, dan dari Kerajaan Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia atas kinerja yang baik yang dilakukan tim kesehatan haji. Penghargaan itu diperoleh berkat pelayanan kesehatan jamaah yang dinilai semkain bagus.

Baca Juga

Sekjen Kementerian Kesehatan Untung Suseno menyebut cara-cara petugas haji memberikan pertolongan agak berbeda dengan negara-negara lain. "Di sini kita memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat sehingga alhamdulillah lebih baik dari tahun-tahun kemarin,” kata Untung di Madinah, Ahad (23/9) malam.

Pelayanan di RS Arab Saudi menurut dia juga sudah baik sekali. Mereka memberikan pelayanan terbaik dengan peralatan yang sangat baik dan tanpa biaya. Jamaah Indonesia juga ditangani dokter-dokter yang terkenal paling profesional di kawasan Timur Tengah.

Sebelumnya, Kepala Layanan Kesehatan Komite Haji Arab Saudi Ehsan A Bouges juga memuji kinerja tim kesehatan Indonesia. Ia menilai, petugas haji Indonesia bekerja dengan sistem yang tertata dengan baik. Ia menyontohkan, saat petugas atau pekerja medis Saudi menangani jamaah dari Indonesia, mereka tinggal mengirim nomor paspor jamaah bersangkutan ke Panitia Penyelenggaraan Ibadan Haji (PPIH) Arab Saudi baik dari Kementerian Agama maupun Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan nomor paspor itu, pihak Saudi bisa langsung mengetahui data jamaah terkait, mulai dari data pribadi hingga riwayat kesehatannya dan mengambil tindakan. “Saya bertemu dengan banyak misi haji dari negara lain, dan mereka bahkan tak memiliki laporan lengkap soal jamaah,” kata dia.

Ia mengatakan, Pelayanan Kesehatan Komite Haji Arab Saudi juga melakukan sejumlah upaya peningkatan pelayanan kesehatan haji tahun ink. Di antaranya, peningkatan kapasitas pendingin ruangan di pos-pos kesehatan dan penambahan jumlah ambulans.

Menurut dia, salah satu yang perlu dibenahi adalah pemahaman jamaah Indonesia yang kerap melakukan umrah berkali-kali saat berada di Makkah baik sebelum maupun setelah puncak haji. Ia mengingatkan, pengelola haji dari Thailand, Cina, dan Malaysia sudah melarang sama sekali jamaah mereka melakukan umrah sunah sebelum puncak haji. Kekhawatiran ini tergambar dalam jumlah kematian jamaah Indonesia yang sebagian besar terjadi di Makkah.

Sampai Ahad (23/9) malam, sebanyak 462 Kloter yang membawa 185.813 jamaah telah dipulangkan ke Tanah Air. Sedangkan jamaah gelombang kedua yang masih di Madinah sebanyak 49 kloter (17.118 jamaah).

Sepanjang musim haji tahun ini, total rujukan ke KKHI Madinah mencapai 1.173 jamaah. Dua hari menjelang kepulangan, tiga jamaah masih dirawat di KKHI Madinah dan 34 jamaah masih dirawat di RS Arab Saudi di Madinah.

Di KKHI Makkah, total jamaah yang dirujuk sebanyak 4.115 orang. Sementara jamaah yang masih dirawat inap di RS Arab Saudi di Makkah sebanyak 21 jamaah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement